Ketum Jakmania Lempar Kritik Keras Soal Insiden Listrik Padam 2 Jam di Laga Persija Vs Ratchaburi FC
Ketua Umum Jakmania, Diky Budi Ramadhan, melontarkan kritik keras seusai insiden listrik padam selama hampir dua jam di laga Persija vs Ratchaburi FC
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Ketum Jakmania Lempar Kritik Keras Soal Insiden Listrik Padam di Laga Persija Jakarta Vs Ratchaburi FC
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok suporter Persija Jakarta, The Jakmania, turut menyoroti insiden padamnya listrik pada laga Persija Jakarta kontra Ratchaburi FC di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Minggu (25/6/2023), malam WIB.
Insiden padamnya listrik itu terjadi hampir selama dua jam.
Pertandingan uji coba internasional itu mulai pukul 19.30 WIB, 15 menit berselang listrik di stadion itu padam. Barulah sekira pukul 21.26 WIB, pertandingan itu kembali berlanjut.
Baca juga: Ini Dia Wonderkid Persebaya Pengganti Marselino Ferdinan yang Bobol Gawang Persis: Usia Lebih Muda
Ketua Umum Jakmania, Diky Budi Ramadhan, melontarkan kritik keras seusai insiden terjadi.
"Fundamental! Mati lampu di stadion paling lama yang saya alami. Mungkin juga bagi yang lain. Memalukan? Sangat," tulis Diky dalam instagram pribadinya.
Pria yang juga dikenal dengan nama Diky Soemarno itu pun berharap setelah insiden itu, para pemangku kepentingan bisa melakukan evaluasi.
Diky juga ingin ke depannya Manajemen Persija bisa memerhatikan aspek-aspek tersebut ketika ingin menggunakan venue pertandingan.
"Semoga setelah ini jadi pembelajaran, bukan hanya untuk pengelola stadion saja, tapi juga untuk Persija, bahwa sebagai penyewa juga harus melihat hal-hal lain. Salah satunya adalah hubungan dengan Pemda setempat. Sepakbola butuh pendekatan berbeda, bukan hanya komersial dsb, tapi juga butuh pendekatan humanis," kata Diky.
"Sinergitas antara LIB- Pemda- suporter bukan hanya untuk di Jakarta saja, tapi juga untuk daerah-daerah lain yang digunakan fasilitasnya," sambungnya.
Lebih lanjut, Diky berharap setelah insiden itu, semua pemangku kepentingan bisa mulai berbenah.
"Semoga kekecawaan dan malu yang besar bisa menggerakkan dan mendorong energi untuk memperbaiki hal yang fundamental, yaitu komunikasi, koordinasi dan evaluasi," tulis Diky.
"Ada harga ada rupa, kalau kenaikan harga tidak diimbangi oleh servis yang diterima, ya artinya memang tidak ke mana-mana," imbuhnya.