Aturan Baru UEFA Bikin Chelsea Gigit Jari, Strategi untuk Akali FFP Tak Bisa Dipakai Lagi
UEFA telah memperbarui aturannya soal permainan di bursa transfer pemain. Chelsea gigit jari, tak bisa menerapkan taktiknya lagi.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - UEFA telah memperbarui aturannya soal permainan di bursa transfer pemain.
Sejauh ini aturan UEFA di bursa transfer pemain masih kurang ketat sehingga ada klub yang bisa mengakalinya.
Dikutip dari Inside World Football, kini klub-klub Eropa tak bisa menyicil pembayaran pemain lebih dari lima tahun.
Baca juga: Chelsea Siap Jual Mahal soal Romelu Lukaku, The Blues Anti Beri Inter Milan Pinjaman Kedua
Tentu saja ini kabar buruk bagi Chelsea yang menerapkan cicilan lebih dari lima tahun kepada pemain-pemain yang didatangkannya untuk menghindari financial fair play (FFP).
Dua contoh pemain Chelsea yang didatangkan dengan cicilan dan kontrak panjang adalah Enzo Fernandez dan Mykhailo Mudryk.
Enzo Fernandez dikontrak oleh Chelsea selama 8,5 tahun.
Ia didatangkan dari Benfica dengan harga fantastis, yaitu Rp2.018 triliun.
Sementara Mykhailo Mudryk diikat kontrak selama 8,5 tahun dengan biaya transfer sebesar Rp1.2 triliun.
Faktanya pada musim lalu, selama pesta pembelian pemain besar-besaran, mayoritas pemain the Blues diikat dengan kontrak lebih dari lima tahun.
Biaya pembayaran transfer pemain tersebar merata selama masa kontrak, yang berarti makin lama, makin kecil pembayaran tahunan yang tercatat di rekening klub.
Itu memungkinkan klub membelanjakan lebih banyak uang, tetapi tetap berada dalam regulasi FFP.
Setelah pembelian pemain dalam jumlah besar dalam dua bursa transfer terakhir, kini Chelsea sedang melakukan eksodus besar-besaran untuk menyeimbangkan keuangan mereka.
Aturan baru dari UEFA ini akan mulai berlaku pada 1 Juli 2023 yang dirancang untuk memastikan setiap klub memiliki perlakuan yang sama dan mencegah kerugian yang berlebihan akibat jual beli pemain.
Namun aturan baru tersebut tak akan berlaku untuk kesepakatan yang sudah dilakukan.
Hubungan dengan Arab Saudi
Sejauh ini sudah ada enam pemain yang resmi meninggalkan Chelsea.
Sementara satu pemain sedang berada dalam proses kepindahan, yaitu Mason Mount hampir merapat ke Manchester United.
Kemudian, Kai Havertz ke Arsenal dan Mateo Kovacic ke Manchester City.
Sementara itu, tiga pemain hijrah ke Liga Arab Saudi.
Kalidou Koulibaly ke Al Hilal, Edouard Mendy ke Al Ahli, dan N'Golo Kante ke Al Ittihad.
Sementara Tiemoue Bakayoko belum mendapatkan klub baru seusai dilepas.
Kepergian para pemainnya itu membuat keuangan tim asal London Barat itu lebih stabil.
Namun satu hal yang dikhawatirkan adalah soal hubungan Chelsea dengan Arab Saudi.
Berdasarkan laporan dari Daily Mail, ternyata The Blues memiliki hubungan bisnis dengan Arab Saudi.
Ternyata alasan mengapa mereka berani belanja jor-joran karena ada jalan keluar yang bisa ditempuh.
Saat ini Todd Boehly perlu memperoleh dana, menurunkan tagihan gaji mereka, dan memangkas ukuran skuad The Blues.
Ternyata Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi, yang merupakan pemilik mayoritas Newcastle, juga merupakan investor di Clearlake Capital yang memiliki 60 persen saham Chelsea.
Selain itu, PIF merupakan pemilik empat klub besar Liga Arab Saudi, yaitu Al Ittihad, Al Ahli, Al Nassr, dan Al Hilal.
Kini keempatnya bergerak untuk bisa mendatangkan pemain The Blues.
Namun hubungan itu juga memicu ketakutan dan kecurigaan terhadap operasi yang bakal dilakukan oleh Todd Boehly.
Misalnya, Chelsea menghabiskan banyak uang, kemudian menggunakan PIF untuk membantu menyelamatkan mereka saat ada ancaman dari FFP.
(Tribunnews.com/Deni)