Presiden Federasi Sepak Bola Thailand Dipaksa Mundur, Bayangan Sanksi FIFA Mengintai
Presiden Federasi Sepak Bola Thailand (FAT), Somyot Poompanmoung, mendapat desakan untuk mundur dari jabatannya. Sanksi FIFA dalam bayang-bayang.
Penulis: Isnaini Nurdianti
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Federasi Sepak Bola Thailand (FAT), Somyot Poompanmoung, saat ini mendapat desakan untuk mundur dari jabatannya.
Diketahui, Somyot dipaksa mundur oleh Prawit Wongsuwan selaku Presiden Komite Olimpiade Thailand yang juga menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Thailand.
Somyot didesak untuk mundur dari jabatannya buntut dari kekalahan Timnas U23 Thailand dan insiden keributan di final SEA Games 2023 melawan skuad Garuda Muda beberapa waktu lalu.
Prawit menilai jika Somyot menjadi dalang yang harus bertanggung jawab atas kekalahan dan keributan yang dialami Timnas U23 Thailand.
Baca juga: Profil Philip Roller, Pemain Thailand yang Digosipkan jadi Pengisi Slot Pemain Asean Persija Jakarta
"Saya sudah katakan di SEA Games kali ini, jika tim putra gagal merebut medali emas, maka presiden federasi harus mundur."
"Belum lagi masalah finansial. Kami melakukan kesalahan sendiri. Kami harus punya semangat. Kali ini nama baik negara menjadi sangat buruk. Tim tidak bisa mengontrol emosi, hal itu tidak boleh terjadi," kata Prawit.
Lebih lanjut, Prawit menyebut bahwa keributan tersebut telah mencoreng nama baik Thailand.
Desakan tersebut lantas membuat sepak bola Thailand dalam bayang-bayang sanksi FIFA.
Pasalnya, FAT mengalami tindakan intervensi dari pihak pemerintah. Situasi ini tentu dilarang oleh FIFA.
Dikutip dari Thai Post, desakan yang dilakukan Prawit agar Somyot mundur membuat ketar-ketir masyarakat Thailand.
Tentu, mereka tak mau sepak bola Thailand mendapat sanksi FIFA.
Terlebih lagi, Timnas Thailand juga sebentar lagi menatap Piala Asia 2023.
"Pengunduran diri Somyot dari FAT atas desakan Prawit Wongsuwan bisa membuat sepak bola Thailand terkena sanksi FIFA, yang punya peraturan jelas mengenai sebuah asosiasi sepak bola tidak boleh mendapat gangguan dari luar atau politik," tulis Thai Post.
Baca juga: Pemain Thailand Ini Yang Digosipkan Jadi Pengisi Slot Pemain Asean Persija Jakarta
Jangan Sampai Senasib dengan Indonesia
Sebelumnya, Indonesia pernah dibanned oleh FIFA akibat dari tindakan intervensi pemerintah terhadap PSSI.
Insiden tersebut terjadi pada tahun 2015 silam.
Dampak pembekuan dari FIFA tersebut membuat Timnas Indonesia tidak boleh ikut serta dalam ajang sepak bola internasional.
Akibatnya, skuad Garuda tidak bisa mengikuti Kualifikasi Piala Dunia 2018 sekaligus kualifikasi Piala Asia 2019.
Tak hanya Timnas senior, efek domino sanksi FIFA yang diberikan untuk Indonesia juga dirasakan skuad Garuda Muda.
Timnas U19 Indonesia dan Timnas U16 Indonesia juga gagal bertanding di turnamen regional Piala AFF.
Namun, FIFA memberikan dispensasi kepada Timnas U23 Indonesia untuk berlaga di SEA Games 2015 Singapura.
Lalu pada 2016, FIFA secara resmi mencabut sanksi untuk Indonesia.
Pencabutan sanksi tersebut dilakukan oleh Gianni Infantino selaku Presiden FIFA saat berlangsungnya Kongres Tahunan FIFA di Meksiko pada 13 Mei 2016.
(Tribunnews.com/Isnaini)