Ia adalah Vanderlan yang tak lain adalah pemain didikan akademi klub.

Vanderlan memang memiliki nilai pasar yang lebih rendah dari Piquerez.

Namun nilai pasar Vanderlan masih lebih tinggi dari Pratama Arhan.

Bek berusia 20 tahun itu memiliki nilai pasar Rp 2,5 juta Euro atau Rp 41 milyar.

Dari tolok ukur tersebut, Pratama Arhan memiliki tugas besar untuk bersaing di klub tersebut.

Ditambah lagi dirinya tak kunjung mendapatkan jam terbang selama berada di Tokyo Verdy.

Kesulitan yang ia hadapi di Jepang tak akan berkurang kala hengkang ke Brasil.

Malahan adangan tersebut bisa menjadi lebih besar lagi mengingat tingkat kompetisi di Brasil yang sangat sengit.

Menjadi penghangat bangku cadangan tentu bukan menjadi opsi bagi Arhan selanjutnya.

Pasalnya ia sudah kerap merasakan hal itu saat ini di Tokyo Verdy.

Di saat yang sama, ia masih memiliki waktu untuk memperbaiki peruntungannya di Jepang.

Pratama Arhan masih memiliki sekurang-kurangnya 19 pekan lagi bersama Tokyo Verdy.

Sepanjang itulah peluang eks penggawa PSIS Semarang ini membuktikan diri di Negeri Sakura.

Ia perlu berlatih keras untuk bisa mencuri perhatian tim pelatih.