Rasisme Sasar Pemain PSM Makassar di Liga 1, Persis dan Persija Jakarta Suarakan Respect
Persija Jakarta dan Persis Solo lantang menyuarakan untuk saling menghormati setelah 3 pemain PSM Makassar menjadi sasaran rasisme
Penulis: Guruh Putra Tama
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Hinaan rasis yang menyasar 3 pemain PSM Makassar membuat beberapa klub Liga 1 menyuarakan pesan positif.
Persija Jakarta dan Persis Solo termasuk beberapa klub yang lantang menyuarakan saling menghargai atau respect di Liga 1.
Sebagaimana diketahui, ada tiga pemain PSM Makassar yang menjadi korban rasisme selepas rampung bertanding menghadapi Persija Jakarta pada pekan pertama lalu.
Ketiga pemain yang menjadi sasaran rasisme adalah Yuran Fernandes, Yance Sayuri dan Erwin Gutawa.
Pemain-pemain PSM tersebut mendapatkan hinaan rasisme melalui komentar di akun media sosial.
Persija Jakarta yang notabene menjadi lawan PSM kala itu langsung bereaksi cepat terkait rasisme tersebut.
Macan Kemayoran mengunggah pesan bertuliskan respect ke akun-akun media sosial mereka.
"R.E.S.P.E.C.T," tulis Persija dalam caption unggahan akun Instagram mereka.
"Fight against racism and discrimination."
"Saling menghargai tanpa memandang rendah dan menghina. Rivalitas hanya 90 menit, sisanya kita bersaudara."
"Respect, Fair Play, & Say No To Racism," tulis pihak Macan Kemayoran.
Tanggapan serupa juga dibuat oleh salah satu tim Liga 1 lainnya, Persis Solo.
Persis Solo mengunggah pesan saling menghargai lewat akun media sosial Instagram mereka.
"Sepak bola adalah alat pemersatu, mari saling jaga dan menghargai sesama manusia," tulis pihak Persis Solo.
"Saling menghargai. Sepak bola menyatukan kita semua. Kita bersaudara," lanjutnya.
PSM Makassar juga memberikan dukungan kepada para pemain mereka yang menjadi korban rasisme.
Juku Eja juga memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan pesan antirasisme kepada khalayak luas.
"Kick out Racism!"
"Olahraga sebagai alat pemersatu, buang jauh-jauh sifat rasis."
"Rivalitas hanya 90 menit. Selebihnya kita bersaudara," tulis mereka di salah satu unggahan Instagramnya.
Respons Para Pemain
Terkait adanya tindakan rasis tersebut, para pemain tak tinggal diam.
Mereka bersama APPI atau Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia bertekad melanjutkan kasus ini ke ranah hukum.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh pihak APPI melalui media sosial Instagram mereka.
"Hari ini APPI telah berkomunikasi secara daring dengan 3 (tiga) Pemain PSM Makassar, dan ketiganya berkeinginan melanjutkan prosesnya ke ranah hukum," jelas CEO APPI, M. Hardika Aji.
"Kami akan memberikan pendampingan bantuan hukum," sambung mereka.
Keputusan para pemain yang akan melanjutkan kasus ini ke ranah hukum memiliki beberapa konsekuensi.
APPI turut menyebutkan skenario yang bisa terjadi di Liga 1 dalam beberapa waktu ke depan.
Satu di antaranya adalah berhenti bergulirnya kompetisi kasta tertinggi Indonesia tersebut.
Menurut APPI, penghentian sementara Liga 1 bisa saja diambil sebagai bentuk dukungan kepada para pemain.
Efek yang ditimbulkan dari penghentian sementara kompetisi ini diharapkan bisa menjadi efek jera bagi semua pihak yang masih gemar melalukan tindakan rasis.
"PSSI dan PT LIB harus berani dan bertindak tegas dalam rangka memberikan perlindungan kepada para pemain jika mereka menjadi korban rasisme," ungkap pihak APPI.
"Bila perlu PSSI dan PT LIB menghentikan dulu sementara kompetisi sampai kasus rasisme ini tidak terjadi lagi menimpa pemain."
"Setiap orang tidak bisa memilih dilahirkan dari suku atau ras mana."
"Penghinaan terhadapnya berarti juga merupakan penghinaan terhadap Tuhan," tutur Jannes H. Silitonga selaku Head Legal APPI.
(Tribunnews.com/Guruh)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.