Berkhianat Dua Kali, Romelu Lukaku Jadi Musuh Publik Nomor Satu Inter Milan Jika ke Juventus
Pasalnya, bukan kali ini saja Romelu Lukaku dan agennya menunjukkan upaya mengingkari janji untuk melanjutkan karier di Inter.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Berkhianat Dua Kali, Romelu Lukaku Jadi Musuh Publik Nomor Satu Buat Inter Jika ke Juventus
TRIBUNNEWS.COM - Gelagat pengkhianatan kembali ditunjukkan striker Romelu Lukaku bagi klub yang menyelamatkan dia dari tenggelamnya karier, Inter Milan.
Belakangan, Romelu Lukaku justru akan 'menikam' Inter untuk kedua kalinya atas laporan adanya pembicaraan sang striker dengan seteru berat Nerazurri, Juventus.
Kalau sampai gabung dengan Juventus, Romelu Lukaku bisa menjadi musuh paling dibenci publik Inter Milan.
Baca juga: Man United Siap Bayar Rp 1 T ke AC Milan Buat Theo Hernandez, Tolak Jual Pemain Bapuk ke Galatasaray
Baca juga: Nasib Paolo Maldini Seusai Didepak AC Milan: Bisa Naik Kelas ke Timnas Italia, Ditaksir Tangani PSG
Inter Milan dikabarkan marah besar kepada Romelu Lukaku melihat gelagatnya hendak berkhianat lagi.
Nerazzurri telah memegang janji untuk berusaha merekrutnya secara penuh dari Chelsea.
Musim lalu sang bomber cuma berstatus pinjaman.
Inter dan Chelsea dikabarkan sudah mencapai kesepakatan untuk transfer permanen raja gol sepanjang masa timnas Belgia itu.
Baca juga: Wajah Baru AC Milan Ala Evolusi Stefano Pioli, Tokoh Protagonis di Balik Didepaknya Paolo Maldini?
Tim runner-up Liga Champions 2022-2023 menyiapkan tebusan total 40 juta euro guna menggaetnya sebagai pemain tetap.
Detail proposal tersebut ialah 35 juta euro biaya pokok dan 5 juta berupa bonus.
Namun, ketika deal tinggal menunggu kata "ya" dari si pemain untuk menyetujui kontrak, Lukaku menghilang secara misterius.
Baca juga: Arsenal Resmi Rekrut Declan Rice, Total Belanja The Gunners Tembus Rp 4 Triliun
Dikutip BolaSportdari Tuttomercatoweb, ia dan agennya mendadak tak bisa dihubungi pihak Inter.
Kabarnya, sang bomber berupaya menghindar karena ingin menjajaki peluang hijrah ke Juventus.
I Bianconeri di sisi lain mengajukan proposal bernilai 37,5 juta euro + 2,5 juta euro bonus kepada Chelsea demi membajak Lukaku.
Tawaran itu akan dirilis jika mereka berhasil melego Dusan Vlahovic dengan tenggat waktu sampai 4 Agustus.
Gayung bersambut, penyerang beralias Big Rom tergoda dengan iming-iming gaji 12 juta euro per musim dari Juve, lebih tinggi dari proyeksi pendapatan di Inter.
Menurut info pakar transfer Fabrizio Romano, hal ini membuat pihak Inter Milan menarik diri dari negosiasi karena telanjur dibuat kecewa.
Pasalnya, bukan kali ini saja dia dan agennya menunjukkan upaya mengingkari janji untuk melanjutkan karier di Inter.
Sebelumnya, perwakilan si pemain, Sebastian Ledure, mengadakan diskusi dengan rival sekota Inter, AC Milan.
Tidak mungkin Ledure melancarkan negosiasi dengan dua musuh berat Inter Milan sekaligus kalau tak ada niat dari Lukaku sendiri.
Akibatnya, fan La Benemata bereaksi keras di medsos.
Baca juga: Berita AC Milan: Tujuh Pemain di Pintu ke Luar, Dua Alasan Pulisic Gagal di Chelsea
Dikutip dari Sportmediaset, sejumlah penggemar Inter Milan akan menganggap Romelu Lukaku sebagai musuh paling dibenci dan pengkhianat nomor satu bagi publik Nerazzurri.
Bahkan sikap Lukaku disebut lebih buruk dari Mauro Icardi, eks kapten mereka.
Meski memancing konflik dengan suporter garis keras Inter, Icardi buktinya tak pernah menyetujui pindah ke klub rival lokal mereka, termasuk ketika dirayu Juventus.
Bakal aneh memang kalau Lukaku benar-benar pindah ke Bianconeri.
Hal ini lantaran eks bomber Man United itu pernah mengalami tindakan rasialis dari fan Juventus pada Derby d'Italia di semifinal Coppa Italia, April lalu.
Kala itu beredar video yang memperlihatkan suporter menirukan suara dan gerakan seperti monyet ketika Lukaku mengeksekusi penalti ke gawang Juve.
Lukaku kemudian meresponsnya dengan selebrasi menutup mulut ke arah tribune.
Sebuah aksi yang memicu kericuhan besar dalam pertandingan tersebut.
Striker legendaris Inter Milan, Aldo Serena, mengatakan sikap membelot Lukaku ada hubungannya dengan buntut kekecewaan karena dia tak dimainkan sebagai starter di final Liga Champions melawan Man City.
"Dia mungkin sangat kecewa dengan hal itu. Tidak menjawab telepon dari klub seperti yang dia lakukan adalah tindakan yang tidak profesional," ujar anggota timnas Italia era 1984-1990 tersebut.
(Beri Bagja/BolaSport)