TRIBUNNEWS.COM - Kombinasi pengeluaran Liga Inggris dan Liga Arab Saudi berperan besar terhadap pecahnya rekor bursa transfer pemain musim 2023/2024.

Pengeluaran sepak bola secara internasional pada musim ini melewati catatan tertinggi sebelumnya, yaitu pada 2019.

Berdasarkan data dari Transfermarkt, pada 2019 pengeluaran untuk membeli pemain baru berada di angka 7.57 miliar euro (Rp125,8 triliun).

Sementara pada 2023 ini, pengeluaran klub-klub di dunia telah berada di angka 7.63 miliar euro (Rp126,8 triliun).

Baca juga: Kesempurnaan Al Ittihad, Musuh Berat Tim Cristiano Ronaldo di Liga Arab Saudi

Padahal bursa transfer pemain di Eropa masih akan dibuka sampai 1 September waktu setempat.

Sementara Liga Arab Saudi masih membuka jendela transfernya sampai 2023 mendatang.

Jadi potensi pengeluaran pada musim ini diperkirakan akan terus bertambah sampai jendela transfer benar-benar ditutup nantinya.

Sejauh ini Liga Inggris menjadi yang terboros karena sudah mengeluarkan uang sebesar 2.43 miliar euro (Rp40,3 triliun).

Sementara Liga Arab Saudi berada di peringkat kedua dengan pengeluaran sebesar 846 juta euro (Rp14,06 triliun).

Lalu disusul oleh Liga Italia dengan pengeluaran sebanyak 794 juta euro (Rp13,1 triliun).

Bagaimanapun, pergerakan Liga Arab Saudi di bursa transfer kali ini tak bisa dilepaskan dari peran Dana Investasi Publik Arab Saudi (PIF).

PIF telah mengambil alih kepemilikan empat tim di Liga Arab Saudi pada awal tahun ini, yaitu Al-Ittihad, Al-Nassr, Al-Hilal dan Al-Ahli.

Neymar (Al Hilal), Malcom (Al Hilal), dan Otavio (Al Nassr) merupakan tiga nama yang dibeli dengan harga mahal oleh negara asal Timur Tengah itu.

Sementara Liga Inggris ada nama Declan Rice (Arsenal) dan Moises Caicedo (Chelsea) yang secara beruntun memecahkan rekor transfer di Liga Inggris.