Ogah Beri Janji soal Ban Kapten Pelangi di Timnas, Henderson: Saya Minta Maaf ke Kaum LGBT
Henderson mengaku upayanya berkampanye bersama Rainbow Laces tersebut bisa dianggap sebagai hal yang merendahkan agama dan budaya di Arab Saudi
Penulis: Bobby W
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Dalam konferensi pers Timnas inggris jelang laga kualifikasi Euro 2024, sosok Jordan Henderson jadi sorotan.
Hal ini terjadi karena eks kapten Liverpool tersebut untuk pertama kalinya menjalani konferensi pers bersama Timnas Inggris dengan status sebagai pemain Al-Ettifaq.
Seperti yang diketahui sebelumnya, Henderson menyusul Steven Gerrard yang sebelumnya didapuk menjadi manajer baru klub Arab Saudi tersebut pada musim panas ini.
Dalam konferensi pers pada Selasa (5/9/2023) tersebut, Jordan Henderson memberikan pernyataan meminta maaf kepada komunitas Lesbian Gay Bisexual Transgender (LGBT) setelah dirinya pindah ke Arab Saudi.
Henderson, menjadi sorotan karena sosoknya adalah salah satu tokoh dalam kampanye Rainbow Laces yang memerjuangkan hak-hak kaum LGBT.
Baca juga: Liverpool Mini di Liga Arab Saudi, Wijnaldum Susul Gerrard dan Henderson ke Ettifaq
Di dalam kesempatan membela Timnas Inggris maupun Liverpool, sosoknya kerap kali terlihat mengenakan ban kapten pelangi di lengan saat menjadi pemimpin di atas lapangan.
Namun, ban kapten pelangi yang menjadi kekhasan sosoknya ini tak lagi tampak saat ia bermain di Arab Saudi di mana homoseksualitas ilegal.
"Saya bisa mengerti rasa frustrasi (dari komunitas LGBT)," kata Henderson seperti yang dikutip Tribunnews.com dari The Athletic.
"Saya bisa mengerti kemarahan mereka (kaum LGBT). Saya paham. Yang bisa saya katakan mengenai hal itu adalah saya minta maaf jika mereka merasa seperti itu." lanjutnya
Henderson mengaku kepindahannya ke Arab Saudi tak bermaksud untuk meninggalkan dukungannya kepada kaum LGBT.
"Niat saya tidak pernah, sama sekali, untuk menyakiti siapa pun. Niat saya selalu untuk membantu penyebab dan komunitas di mana saya merasa mereka meminta bantuanku."
Namun demikian, Pemain berusia 33 tahun ini ogah menjawab kemungkinan untuk mengikuti kampanye Rainbow Laces lagi.
"Saya tidak bisa menjanjikan apa pun, tetapi yang bisa saya lakukan adalah duduk di sini dan mengatakan bahwa saya memiliki nilai dan keyakinan saya," tambah Henderson.
Henderson mengaku upayanya berkampanye bersama Rainbow Laces tersebut bisa dianggap sebagai hal yang merendahkan agama dan budaya di Arab Saudi.
Baca juga: Timnas Indonesia U-17 Bakal Lawan Borussia Dortmund dan Monchengladbach di Jerman
"Saya merasa nyaman tahu persis apa yang saya dan apa yang saya perjuangkan. Tetapi saya paham dan bisa menerima bahwa tidak semua orang (di Arab Saudi) akan memahami itu." lanjut Henderson.
"Itu sebabnya saya hanya bisa meminta maaf kepada orang-orang itu jika mereka merasa seperti itu."
Henderson juga menegaskan bahwa kepindahannya ke Liga Pro Saudi akan memiliki dampak positif, tetapi tidak sampai pada perkiraan perubahan yang berarti.
"Saya pikir orang tahu apa pandangan dan nilai-nilai saya sebelum saya pergi dan masih sama sekarang. Dan saya pikir memiliki seseorang dengan pandangan dan nilai-nilai seperti itu di Arab Saudi hanya hal yang positif." pungkasnya
(Tribunnews.com/Bobby)