Cerita di Balik Gelar Magister Yabes Roni: Sempat Putus Karena Dana, Kini Bidik Gelar Doktor
Siapa sangka, Yabes Roni, pilar Timnas Indonesia dan Bali United kini sudah menyandang gelar S2, magister. Berikut liku-liku yang dia hadapi
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Cerita di Balik Gelar S2 Yabes Roni: Sempat Putus Karena Dana, Kini Bidik Gelar Doktor
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyerang sayap Bali United, Yabes Roni Malaifani, baru saja menyabet gelar Magister OLahraga (S2).
Pemain berusia 28 tahun itu menunaikan pendidikan masgisternya di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Jauh sebelum menyandang gelar tersebut, Yabes harus melewati serangkaian perjalanan terjal demi impian yang ia cita-citakan dari masa remaja itu.
Tak pernah terpikir sebelumnya oleh pria kelahiran Alor itu, dirinya bisa mencicipi bangku perguruan tinggi.
Kondisi keluarga yang jauh dari kata cukup, hingga akses pendidikan tinggi yang rasanya mustahil bisa dirasakan pun sempat menghantui Yabes Roni.
Dapat Beasiswa Berkat Prestasi Timnas U-19 Indonesia
Yabes Roni mengenyam pendidikan Sarjana berkat beasiswa yang diberikan seusai Timnas Indonesia U-19 kala itu meraih hasil gemilang.
Kendati demikian, bukan berarti kehidupan perkuliahan Yabes Roni 'aman-aman' saja. Anak dari Melianus Malaifani itu sempat tak sanggup untuk membayar uang sewa kos milikinya.
Beruntung, satu rekanan dekat Yabes Roni kala itu membantunya untuk membayar sewa kos dan kebutuhan perkuliahannya.
"Saya kuliah semester 1-2 itu saya bingung cari uang untuk bayar kosan, saoalnya tidak bermain sepak bola lagi," kata Yabes, dalam wawancara bersama Tribun Network.
Kala itu, Yabes melanjutkan pendidikan S1 bersama dengan para pemain Timnas Indonesia U-19, antara lain Yanto Basna, Ikhsan Kurniawan, Maldini Pali, Muhkhlis Hadi Ning Syaifulloh, Dinan Javier, Septian David.
Keberuntungan seolah menghampiri Yanto Basna. Sempat 'nganggur' sebagai pemain sepak bola, Yanto terpilih untuk masuk ke tim Bali United di tahun 2015.
Mulai dari sini lah, perjalanan Magister Yanto Basna dimulai. Ketika menekan kontrak dengan Serdadu Tridatu, Yanto sempat meminta tunjangan untuk biaya pendidikannya.