Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maruar Sirait siap merogoh gocek Rp 1 Miliar untuk menghidupkan Satuan Tugas (Satgas) Independen Anti Mafia Bola.

Maruar Sirait yang didapuk menjadi ketua satgas itu mengklaim siap menggelontorkan dana untuk menghidupkan Satgas Independen Anti Mafia Bola.

Tidak Dibiayai PSSI

Seperti diketahui, lembaga independen yang baru dibentuk ini tidak dibiayai oleh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).

"Karena ini adalah tim independen, kami dengan rendah hati, dari perusahaan saya sebagai biaya awal Rp 1 miliar dari perusahaan saya," kata Maruar.

"Supaya kami betul-betul, semoga, tidak dibiayai oleh PSSI supaya kami juga bisa berjalan dengan baik dan kami akan melaporkan juga pengeluarannya untuk apa dengan jelas," jelasnya.

Hal tersebut, lanjut pria kelahiran Medan itu, ditujukan agar Satgas Independen Anti Mafia Bola tidak dapat diintervensi.

Masyarakat Luas Juga Bisa Mendukung Gerakan Satgas

Nantinya, Maruar mengatakan, masyarakat luas juga bisa mendukung gerakan Satgas Independen Anti Mafia Bola berupa donasi.

"Kalau nanti diizinkan, kalau memang ada yang percaya sama kami tim ini untuk bekerja, kalau ada masyarakat yang ingin mendukung, misalnya untuk membiayai audit independen Apakah boleh dipergunakan seperti itu?" tanya Maruar kepada Erick Thohir.

"Boleh gitu ya. Jadi, saksinya semua supaya betul-betul nih independen dari pembiayaannya juga independen Jadi kalau ada profesional ke mana," imbuhnya.

Satgas Independen Anti Mafia Bola Ini Bisa Bergerak Bebas

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, juga menegaskan bahwa satgas independen anti mafia bola ini bisa bergerak bebas untuk menginvestigasi tindak kecurangan.

Satgas yang berisikan antara lain, Maruarar Sirait, Najwa Shihab, Akmal Marhali, dan Ardan Adiperdana, ini nantinya memiliki akses untuk melaporkan langsung hasil kerjanya ke Presiden RI, bahkan ke FIFA.

"Dengan ini saya tentu nanti bekerja sama tapi hasil laporannya tentu tim Satgas ini akan bicara ke presiden dan bukan tidak mungkin diberi akses melaporkan langsung ke FIFA," tutur Erick