Kronologi Sriwijaya FC Disanksi Komdis PSSI Pengurangan 3 Poin, Rancunya Regulasi Pemain U21
Kronologi klub Liga 2, Sriwijaya FC yang mendapat sanksi pengurangan poin dari Komdis PSSI, rancunya regulasi pemain U21. Laskar Wong Kito banding.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Kronologi klub Liga 2, Sriwijaya FC yang mendapat sanksi berat dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI berupa pengurangan 3 poin dan denda sebesar Rp 45 juta.
Komdis PSSI menjatuhkan sanksi tersebut kepada Sriwijaya FC karena dinilai tidak menyertakan pemain U21 dalam starting XI saat menghadapi Semen Padang FC di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang pada Minggu (1/10/2023) lalu.
Sanksi berat tersebut menjadi sorotan dari berbagai pihak, bahkan pelatih Sriwijaya FC, Muhammad Yusup Prasetyo menentang keras hasil sidang Komdis PSSI tersebut.
Dia punya keyakinan, tidak ada sanksi tertulis di regulasi Liga 2 yang menyatakan jika U21 tidak dimainkan di babak pertama atau di pertandingan itu.
Baca juga: Sriwijaya FC Kena Apes Pengurangan 3 Poin, Pembelaan Pelatih hingga PSMS Diuntungkan
"Tidak ada yang menyatakan bahwa sanksi tim itu akan dinyatakan kalah dan dikurangi 3 poin," ucap pelatih yang kerap disapa Yoyo itu, dikutip dari Sripoku pada Jumat (27/10/2023) pagi.
"Tidak semudah itu mengurangi poin dan tidak ada sanksi tertulis sama sekali di regulasi itu."
"Tidak sebodoh itu kita. Ini tidak ada di regulasi yang menerangkan bahwa dikurangi poin dan dinyatakan kalah 0-3."
"Lalu Semen Padang FC berkutat dengan proses Sriwijaya FC dikatakan menurunkan pemain yang tidak sah. Siapa pemain yang tidak sah di Sriwijaya FC"," tanyanya.
Mantan pelatih klub Malaysia, Kelantan FA memastikan pemainnya sudah disahkan oleh operator Liga 2.
Dengan hal ini, Sriwijaya FC akan mengajukan banding karena merasa keberatan dengan hasil sidang Komdis PSSI.
Liga yang hanya berjalan pendek 12 pertandingan untuk lolos dari penyisihan grup lalu ditambah dengan pengurangan tiga poin itu sangatlah berat menurutnya.
"Dari mana sanksi itu berlaku, Sama sekali tidak ada. Logikanya mana mungkin semudah itu kita melanggar regulasi kalau kita tahu.
"Iya kita serahkan kepada manajemen untuk melakukan banding," paparnya.
Bila dilihat dari susunan pemain laga Sriwijaya FC vs Semen Padang FC pada wal Oktober lalu dari situs Liga Indonesia Baru, coach Yoyo menurunkan Resa Aditya Nugraha yang notabene pemain U21 di awal babak kedua menggantikan Ade Suryana.
Pelatih kelahiran tahun 1990 itu sudah memberikan draft susunan pemain Sriwijaya FC pada pukul 09.00 WIB saat kick-off baru dimulai pada pukul 15.00 WIB.
Mulai dari staf pelatih, manajer tim, sekretaris tim, semua sudah melihat siapa saja yang akan dimainkan sejak menit awal melawan Semen Padang FC, termasuk para pemain yang berada di bench.
Termasuk juga match commisioner pada pertandingan tersebut telah melihat susunan pemain Sriwijaya FC.
"Gak ada regulasinya. Itu fans semuanya harus tahu, semuanya menyalahkan Yoyo, Yoyo, Yoyo bodoh banget," ungkapnya.
"Jam sembilan padi saya sudah kasih starting eleven. Staf pelatih semua melihat, manajer, semua melihat, sekretaris tim, semua di tim melihat."
"Match Com melihat dan tidak menerangkan apapun," jelasnya.
Baca juga: Daftar 19 Pemain Sriwijaya FC saat Bertamu ke Markas PSMS, Coach Yoyo Optimis Tiga Poin
Rancunya Regulasi Pemain U21
Di sisi lain, ada fakta yang terselip di tengah masalah tersebut.
Menurut Direktur Teknik Sriwijaya FC, Indrayadi, pihaknya menerima regulasi yang belum ditandatangani Ketua Umum PSSI.
Pada match pertama hingga ketiga, Sriwijaya FC memainkan pemain U21 full tim selama 90 menit waktu pertandingan.
Namun pada pertandingan keempat karena ada rotasi bagian dari strategi yang membuat pemain U21 dimainkan di babak kedua.
"Sriwijaya FC menerima regulasi yang belum ditandatangani Ketum PSSI. Match 1, 2, 3, kita sebetulnya memainkan full pemain U21 selama 90 menit," kata Indrayadi.
"Artinya kita taat segulasi walaupun belum ditandatangani Ketum PSSI."
"Nah di match 4 saat menjamu Semen Padang FC kewajiban memainkan pemain U21 itu kita jalankan di babak kedua."
Lebih rancu lagi, ketika Sriwijaya FC menerima regulasi yang sudah ditandatangani ketum PSSI tertanggal 6 Oktober, sementara laga di atas berlangsung lima hari sebelumnya.
"Keabsahan regulasi dipertanyakan. Kita klub berjuang berdarah-darah dengan mudahnya Komdis menjatuhkan sanksi pengurangan 3 poin. Kalau sanksi administrasi masih masuk akal," bebernya.
"Kita akan banding dulu," tutupnya.
Dalam surat yang ditandatangani Ketua Komite Disiplin PSSI, Eko Hendro Prasetyo SH MH tertanggal 24 Oktober 2023 menyatakan jika Laskar Wong Kito ini pada tanggal 1 Oktober 2023 bertempat di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang telah berlangsung pertandingan Pegadaian Liga 2 2023-2024 antara Sriwijaya FC melawan Semen Padang, dimana Tim Sriwijaya FC melanggar Regulasi Pegadaian Liga 2 Tahun 2023-2024 dan Kode Disiplin PSSI Tahun 2023 karena tidak menyertakan pemain U21 dalam starting XI dan diperkuat dengan bukti-bukti yang cukup untuk menegaskan terjadinya pelanggaran regulasi dan disiplin.
Adapun keputusannya adalah:
1. Merujuk kepada Pasal 23 Ayat 3 dan Ayat 10 Regulasi Pegadaian Liga 2 Tahun 2023-2024 jo Pasal 56 Ayat 1 poin (i) dan Ayat 2 jo Pasal 141 jo Pasal 13 Ayat 2 Kode Disiplin PSSI Tahun 2023, Tim Sriwijaya FC diberikan hukuman kalah 0-3 dari Semen Padang.
2. Pengurangan 3 (tiga) poin (forfeit).
3. Denda sebesar Rp. 45.000.000,(empat puluh lima juta rupiah).
4. Pengulangan terhadap pelanggaran terkait di atas akan berakibat terhadap hukuman yang lebih berat.
(Tribunnews.com/Sina, Sripoku/Abdul Hafiz)