Kompetisi Liga Putri Indonesia Masih Abu-abu, Kiper Timnas Fani Pilih Gabung Klub Arab Saudi
Kabar gembira datang dari karier pengawa Timnas Indonesia Putri, Fani Supriyanto akhirnya memulai kariernya di luar negeri.
Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Kabar gembira datang dari karier pengawa Timnas Indonesia Putri, Fani Supriyanto akhirnya memulai kariernya di luar negeri.
Diketahui, Fani Supriyanto merupakan kiper Garuda Pertiwi yang sempat mentas di Piala AFF U19 pada tahun 2023 lalu.
Fani sempat menjadi sorotan lantaran terkena kartu merah di laga semifinal Indonesia vs Thailand dalam ajang tersebut.
Sayangnya bakat Fani tak bisa tersalurkan karena kompetisi Liga Putri Indonesia masih abu-abu.
Hingga kini belum ada kejelasan terkait kompetisi sepak bola wanita di Tanah Air.
Untuk itu, Fani memilih menyalurkan bakatnya di luar negeri.
Fani secara resmi dikenalkan oleh klub Liga 2 Arab Saudi, Al Hamma FC.
Fani secara resmi dikenalkan Al Hammah FC pada Rabu (9/11/2023).
"Al Hamma Club mengumumkan kontrak keempat musim ini
Termasuk barusan misai, Indonesia (Fani)," tulis @alhmmah_club.
Baca juga: Sindir Keras PSSI, Zahra Muzdalifah Ungkap Buruknya Liga Wanita di Indonesia pada Media Jepang
Pemegang sembilan caps di level senior Timnas Indonesia tersebut akan diikat selama satu musim.
Fani memperpanjang daftar nama pemain wanita Indonesia yang bermain ke luar negeri atau abroad di musim ini.
Fani Supriyanto merupakan seorang kiper perempuan asal Banjarnegara, Jawa Tengah pada 30 Mei 2004, dikutip dari Parapuan.
Perempuan berusia 19 tahun itu terdaftar sebagai siswi Madrasah Aliyah Negeri 2 Banjarnegara.
Fani sudah masuk skuad Garuda Pertiwi sejak berusia 17 tahun.
Saat itu, ia membantu menjaga gawang tim U-16 di tahun 2018.
Bakat Fani semakin terasah setelah bergabung ke dalam tim U-16, hingga akhirnya ia banyak dilirik klub Liga 1.
Setelah itu, ia bergabung ke dalam tim putri PSIS Semarang pada tahun 2019.
Selain menjadi pemain sepak bola, Fani dahulu juga seorang pemain bola voli.
Baca juga: Tak Lebih Baik dari Timnas Indonesia Putri, Vietnam Juga Terbantai di Tangan Lawan
Sebelumnya, Zahra Muzdalifah telah resmi bergabung dengan klub Jepang, Cerezo Osaka pada awal Juli 2023 lalu.
Tak berjalannya kompetisi Liga wanita di Indonesia membuat para penggawa Timnas Indonesia mulai tertarik berkarier di luar negeri.
Zahra sendiri mengakui, kondisi kompetisi sepak bola untuk kalangan wanita tak mendapatkan tempat di Indonesia.
Kala diwawancarai oleh media resmi WE League, Zahra justru curhat soal bobroknya kompetisi Liga wanita di Indonesia.
Ia menyebut tidak adanya kompetisi menghampat perkembangan skil sepak bolanya.
Pemain berusia 21 tahun tersebut akhirnya memilih pergi ke luar negeri.
"Tidak ada kompetisi di Negaraku (Indonesia).
Bagaimana saya bisa meningkatkan keterampilan saya tanpa liga?
Tidak ada kompetisi, hanya berlatih dengan pemain pria
Itulah sebabnya saya ingin pergi ke luar negeri," terang Zahra dikutip dari Saluran YouTube WE Official.
Sebelum ke Jepang, Zahra sempat singgah di kasta kelima Liga Inggris.
Sang agen baru menawarkan untuk bergabung dengan Cerezo Osaka.
"Saya bermain sepak bola di kasta kelima Liga Inggris selama empat bulan sebelum datang ke Jepang
Saya mendapatkan banyak pengalaman dari tim dan staf dalam 4 bulan tersebut
Kemudian, agen memberiku kesempatan untuk pergi ke Jepang
Mereka bilang 'Cerezo Osaka ingin bertemu denganmu'dari Jepang.
Saya langsung 'Tentu saja! kenapa tidak, Jepang luar biasa' jawabku waktu itu," terangnya lagi.
Zahra senang bisa menjadi pemain wanita pertama yang abroad di Jepang.
Namun harapan ke depannya, akan ada banyak pemain lain yang bernasib seperti dirinya.
"Padahal di Indonesia belum ada liga wanita, aku ingin kalian terus mencoba karena itu yang aku lakukan. Aku suka membuat sejarah untuk diri saya sendiri dan negara saya."
"dan saya juga suka memberikan motivasi kepada orang lain, pada diriku sendiri. Jadi aku ingin mengubah sesuatu,"
"Saya ingin mengubah sesuatu menjadi lebih baik, inilah alasanku mengapa memilih berkarier di luar negeri,"
Zahra mengaku ingin sekali menjadi pintu masuk bagi masyarakat Indonesia untuk bisa bermain di luar negeri juga.
"Saya yakin sebenarnya banyak orang yang berkesempatan bermain di luar negeri, menurutku mereka hanya takut," ucap Zahra.
Menurut Zahra, para pemain yang memiliki kemampuan masih takut untuk memulai abroad.
"Mereka hanya takut dan ingin berada di zona nyaman. Jadi biarkan aku jadi yang pertama dan aku ingin menunjukkan bahwa keluar dari zona nyaman bukanlah hal yang buruk,"
"Di awal? memang sulit tapi dimana ada kemauan di situ ada jalan. Apa yang kamu inginkan, lakukanlah! Itu saja," tegas Zahra.
Perjuangan Zahra sampai di titik sekarang sangatlah berat.
Zahra mengaku bukan hanya tidak ada kompetisi, namun akademi sepak bola muda juga khusus untuk putra.
Tidak ada akademi putri di Indonesia yang membuatnya terpaksa bermain dengan tim putra.
terakhir, Zahra mengaku akan pelan-pelan menjelajahi karier profesionalnya. Terlebih dengan tak adanya pengalaman kompetisi di negeri sendiri.
"Berasal dari negara yang tidak memiliki liga wanita tentu tidak mudah, ini akan menjadi sulit namun saya akan berusaha untuk tampil dan mendapatkan banyak menit bermain di WE League."
"Kedua jika bisa saya berharap bisa finish di tiga besar klasemen WE League," pungkas Zahra. (*)
(Tribunnews.com/ Siti N/ Sripoku.com/ Muhammad Naufal Falah)