“Inilah diri kami dan tugas kami adalah mempertahankan gelar itu. Banyak pemain kami saat ini yang mengetahui betapa kerasnya mereka berjuang untuk memenangkan gelar tersebut, jadi kami akan siap.

“Sering kali dalam hidup saya, saya menghadapi hal-hal yang membuat saya takut, namun ternyata hal itu mengasyikkan."

"Motivasinya lebih dari sekadar rasa takut. Pertanyaan lain yang perlu ditanyakan pada diri sendiri adalah: 'Haruskah saya memenangkannya? Apakah saya ingin memenangkannya?'. Tapi semua orang mengatakannya. Untuk lebih realistis: 'Bisakah saya memenangkannya? Ya'. Ini menghilangkan semua ketakutan yang ada dan berlalu sebelum perlombaan," kata dia.

Mantan pelatih Napoli ini sudah menyiapkan strategi terbaik untuk mendapat kemenangan saat melawan Ukraina, seperti hasil pada pertemuan pertama sebelumnya.

“Ukraina bersiap dengan cara terbaik, saya memperkirakan mereka akan menyerang, karena pelatih Serhiy Rebrov memiliki pendekatan positif terhadap permainan."

"Kami harus tetap fokus, namun menurut saya cara kami menghadapi lawan sudah tepat. Kita harus memiliki keseimbangan, tentu saja, karena Ukraina sangat berbahaya dalam serangan balik, jadi penjagaan preventif akan sangat penting," terangnya.

Ia mewanti timnya agar tak lengah seperti saat melawan Makedonia Utara, dimana tim lawan sempat mencuri dua gol saat sudah unggul 3-0.

“Itu adalah kesalahan yang kami lakukan saat melawan Makedonia Utara dan kami tidak boleh mengulanginya lagi."

"Ketika saatnya tiba untuk menekan, kami menekan, ketika tiba waktunya untuk tetap terorganisir, kami akan terorganisir, bahkan jika itu berarti meninggalkan mereka lebih banyak di lapangan pada saat-saat tertentu. Saya merasa seiring berjalannya waktu, mereka akan dipaksa untuk terus maju,” tandas Spalletti.

(Tribunnews.com/Tio)