Terlalu Banyak Syarat hingga Menanti Restu FIFA, VAR di Liga 1 Terancam Molor
Terlalu banyak syarat hingga masih menanti restu dari pihak FIFA, penggunaan VAR di Liga 1 terancam molor.
Penulis: Muhammad Ali Yakub
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Umum PSSI, Ratu Tisha Destria akhirnya buka suara terkait pelaksanaan Video Assistant Referee (VAR) di Liga 1.
Diketahui, beberapa empat venue Piala Dunia U17 2023 di Indonesia sukses memakai VAR sebagai alat bantu wasit.
Namun, Ratu Tisha mengaku VAR di Liga 1 nantinya memiliki mekanisme yang berbeda dari Piala Dunia U17 2023.
Bahkan, dengan banyaknya syarat hingga menunggu restu dari pihak FIFA, VAR di Liga 1 terancam molor.
Berdasarkan timeline, pengguaan VAR bakal debut di Liga 1 pada Februari 2024.
Hal itu diungkapkan oleh Ratu Tisha saat menghadiri Konferensi Pers di Hotel Solia Zigna, Solo, Jumat (1/12/2023) siang WIB.
Baca juga: Imbas Piala Dunia U17, Duel Persis vs Madura United Resmi Ditunda, Ini Penjelasan dari Ratu Tisha
"VAR di Piala Dunia U17 tidak ada hubungannya dengan VAR yang sedang berjalan dan berproses di Liga 1," ujar Ratu Tisha, dikutip dari BolaSport.
Lebih lanjut Ratu Tisha menjelaskan beberapa syarat pelaksanaan VAR di dunia sepak bola Indonesia.
Menurutnya, ada empat tahap dalam persiapan VAR di Liga 1.
Sementara itu yang terpenting ialah pembenahan sumber daya manusia (SDM). Barulah berfokus kepada teknologi VAR.
"Persiapan VAR yang ada di kita terdiri dari dua hal, satu yang paling penting adalah SDM, bukan teknologi," ujar Ratu Tisha.
"SDM itu ada penilaiannya, mereka harus melalui berbagai macam edukasi."
"Ada edukasi (tahap) pertama, dan kita baru akan memasuki edukasi kedua di bulan Desember, edukasinya harus lewat dulu."
"Baru akan masuk lagi ke area simulator, baru akan masuk pada tahap empat, baru kemudian kita akan transisi," lanjutnya.
Akan tetapi, ada kemungkinan bahwa timeline pelaksanaan VAR di Liga 1 tidak akan berlangsung sesuai rencana.
"Iya atau tidaknya bukan kita, melainkan FIFA, melalui instrukturnya," ujar Ratu Tisha.
"Jadi kita boleh punya target dan boleh punya timeline."
"Tetapi nanti bagaimana wasit-wasit kita perform di VAR education itu, lulus atau tidak, mumpuni atau tidak."
"Itulah FIFA yang akan menilai, apakah kita ready atau tidak, itu nanti akan datang jawabannya dari FIFA," tutupnya.
Komentar PT LIB Terkait VAR
Merujuk omongan PT LIB pada bulan November lalu, proses penggunaan VAR di Liga 1 dikabarkan terus berlanjut.
Direktur Operasional PT Liga Indonesia Baru (LIB), Asep Saputra mengatakan bahwa implementasi pelatihan VAR sudah sampai tahap ketiga.
Pada tahap ketiga ini, para calon petugas Replay Operator sedang mendapatkan pelatihan langsung dari Hawk Eye, sebagai penyedia teknologi pembantu wasit itu.
"Pelatihan dan persiapaan ini tentu yang pertama wasitnya untuk menjadi VAR dan AVAR (asisten VAR). Yang kedua adalah Replay Operator (RO), karena nanti ada tiga orang penting dalam pelaksanaan VAR," kata Asep, Kamis (16/11/2023).
"Ada VAR, AVAR, dan Replay Operatornya adalah yang saat ini sedang dilakukan training step pertama," sambungnya.
Asep mengatakan, pelatihan untuk Replay Operator sangat penting karena memegang peran vital.
Replay Operator nantinya akan bertugas untuk memberikan gambarab berupa tayangan video yang dibutuhkan oleh wasit pemimpin pertandingan.
"Karena Replay Operator ini adalah yang akan melakukan pemotongan gambar, melakukan feeding kepada VAR dan AVAR untuk melakukan keputusan atas kejadian di lapangan," ucap Asep.
"Dari tanggal 13-20 ini, rekanan kami, sekaligus kami deklarasi juga bahwa STP (selective technology provider) kami adalah dengan Hawk Eye," ungkapnya.
Penggunaan VAR di Liga 1 musim ini ditargetkan mulai pada Februari 2024 mendatang.
"Kami terus terus berproges ke depan, pada step tiga ini kami bisa memenuhi target, rencana kami di akhir Februari nanti (VAR) bisa diimplementasikan," kata Asep.
(Tribunnews.com/Ali,Alfarizy AF) (BolaSport/Sasongko Dwi Saputro)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.