Suporter Bakar Mobil Dan Bus Di Tengah Kota Usai Santos Dikalahkan Fortaleza Dan Terdegradasi
Para penggemar Santos membakar mobil dan bus di jalanan setelah klub ternama Brasil itu terdegradasi untuk pertama kalinya dalam sejarah 111 tahun
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, SAO PAOLO - Para suporter klub Santos membakar mobil dan bus di jalanan setelah klub ternama Brasil itu terdegradasi untuk pertama kalinya dalam sejarah 111 tahun mereka.
Klub yang terkenal dengan melahirkan pesepakbola Pele itu mengalami kekalahan 2-1 di kandang sendiri dari Fortaleza pada putaran terakhir Serie A Brasil pada Rabu malam.
Kekalahan tersebut jelas membuat Santos menyelesaikan musim di posisi ke-17 dengan 43 poin, dan klub itu berada di posisi degradasi keempat dan terakhir.
Klub Santos memulai putaran terakhir dalam posisi ke-15, tetapi turun ke zona degradasi setelah Vasco da Gama dan Bahia memenangkan pertandingan pada hari terakhir.
Klub Vasco da Gama meraih kemenangan 2-1 pada menit-menit terakhir melawan Bragantino, sementara Bahia meraih kemenangan mengejutkan 4-1 melawan Atletico Mineiro.
Rekaman menunjukkan mobil terbakar di jalanan dengan asap membubung ke langit.
Gol kemenangan Lucero dari Fortaleza pada waktu tambahan mengukuhkan nasib buruk Santos, dengan klub itu berakhir satu poin dari zona aman setelah lima pertandingan tanpa kemenangan.
Santos sebelumnya merupakan satu dari tiga tim yang tidak terdegradasi dari divisi teratas Brasil, bersama dengan Sao Paulo dan Flamengo.
Para pendukung merespons dengan kemarahan di Stadion Vila Belmiro.
Video menunjukkan para penggemar juara Brasil delapan kali itu membakar mobil dan bus di jalanan sekitar stadion.
Laporan dari Brasil menyebutkan striker Santos, Stiven Mendoza, melihat mobilnya hancur setelah dibakar.
Rekaman menunjukkan asap membubung ke langit di tengah kerusuhan dari para pendukung.
Spanduk di dalam stadion juga mencerminkan kemarahan dari para pendukung dengan pesan 'Kedua, kadang-kadang. Kedua kalinya, tidak pernah.'
Para pendukung juga terlihat menangis di kursi mereka ketika juara Copa Libertadores tiga kali itu turun ke divisi kedua.