Leverkusen & Arsenal Ala Pelatih Spanyol, Xabi & Arteta Punya Filosofi yang Sama untuk Juara
Kesamaan Xabi Alonso dengan Mikel Arteta, duo pelatih Spanyol yang kini membawa timnya menjadi penantang gelar di Liga Inggris dan Bundesliga.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah

TRIBUNNEWS.COM - Kesuksesan Bayern Munchen dengan koleksi 11 gelar Bundesliga secara berturut-turut belum ada apa-apanya dengan pencapaian Bayer Leverkusen baru-baru ini.
Bayer Leverkusen memang belum pernah juara Bundesliga, namun di bawah asuhan Xabi Alonso menjadi tim pertama yang mencatatkan sejarah di mana belum ada tim manapun yang mencatatkannya di kasta tertinggi kompetisi sepak bola Jerman.
Tim yang bermarkas di BayArena itu adalah tim Jerman pertama yang tidak terkalahkan dalam 25 pertandingan.
Bayer Leverkusen mencatatkan 22 kemenangan dan tiga kali imbang dengan total 81 gol, 18 kebobolan, dan 11 laga cleansheet.
Hasil itu didapatkan setelah mengalahkan Vfl Bochum dengan skor 4-0 di BayArena pada Kamis (21/12/2023) dini hari WIB.
Capaian itu membuat tim asuhan Xabi Alonso bercokol di peringkat teratas klasemen Bundesliga dan menuju juara paruh musim pada pertengahan Januari mendatang.
Baca juga: Rekor Prestisius Bayern Leverkusen, Tim Pertama Jerman yang Catatkan 25 Laga Tanpa Kekalahan
Pencapaian Leverkusen di bawah asuhan Xabi Alonso memang fenomenal saat ini, bagaimana dia menyulap para pemain muda menjadi sosok penantang gelar Bundesliga.
Leverkusen berada di urutan keempat setelah Stuttgart, Wolfsburg, dan Frankfurt yang memiliki rata-rata usia termuda di dalam skuad mereka, yakni 24,1 tahun.
Lihatlah bagaimana penyerang Victor Boniface yang baru berusia 22 tahun sudah mengoleksi 16 gol dan 8 assist, menurut catatan Fabrizio Romano.
Lalu ada gelandang muda Jerman, Florian Wirtz yang baru berusia 20 tahun. Dia pencetak gol terbanyak kedua musim ini (8 gol), dan pencetak assist terbanyak (12 assist).
Kemudian ada bek sayap Jeremie Frimpong, ditunjang dengan performa mengesankan dari pemain senior seperti Alejandro Grimaldo, Jonas Hofmann, hingga Granit Xhaka yang menunjukkan pengalaman mereka.
Xabi Alonso mengkombinasikan skuadnya dengan baik musim ini, tidak hanya di Bundesliga tetapi juga di Liga Eropa saat Leverkusen keluar sebagai juara grup dengan produktivitas gol paling tinggi di antara tim lainnya.
Capaian Leverkusen sejalan dengan calon pemimpin klasemen Liga Inggris Arsenal yang kini berada di bawah asuhan Mikel Arteta.
Musim kelima Arteta, Arsenal menjadi penantang serius dalam perburuan gelar Premier League.
Setelah musim lalu finis di peringkat 2 di bawah Manchester City dan kembali ke ajang Liga Champions setelah 6 tahun, Arsenal selangkah lagi juara paruh musim jika berhasil mengalahkan Liverpool pekan depan di Anfield.
Mikel Arteta dan Xabi Alonso adalah dua pelatih muda yang berasal dari Spanyol.
Keduanya punya karakter yang sama, gaya permainan dengan kolektivitas tim dan penguasaan bola.
Menurut Footy Stats, Leverkusen memiliki rata-rata penguasaan bola sebesar 61 persen, sementara Arsenal 60 persen.
Di laga kandang bayer Leverkusen lebih superior dengan capaian 66 persen dibandingkan Arsenal 60%.
Namun Arsenal lebih stabil, di laga tandang dengan rata-rata 61% sedangkan Leverkusen 55%.

Mantan kapten Arsenal yang kini bermain untuk Bayer Leverkusen mengungkapkan, keduanya memberikan ajaran-ajaran dasar kepada pemain agar tampil lebih baik di lapangan.
Keduanya memiliki kemiripan dari berbagai sisi selain hal di atas.
"Mikel menunjukkan kepada saya cara baru dalam memandang sepak bola, dengan fokus pada hal-hal mendasar," beber Granit Xhaka dalam wawancara terbarunya dengan The Athletic.
"Hal-hal dari masa remaja yang mungkin Anda lupakan. Cara menekan lawan, menentukan posisi, pergerakan, keluar dari bayang-bayang lawan, serta komunikasi di lapangan."
"Xabi sangat mirip (dengan Arteta). Orang-orang Spanyol melihat sepak bola secara berbeda dari yang lain, menurut saya.," sambungnya.
Oleh karena itu, tidak sulit baginya ketika tawaran dari Leverkusen datang untuknya saat masih mengenakan seragam Arsenal musim lalu.
"Ketika saya mendengar Xabi berbicara tentang ide-idenya untuk pertama kalinya, saya berpikir, 'Saya pernah melakukan ini sebelumnya, di bawah bimbingan Mikel (Arteta)," bebernya.
"Mereka pelatih yang berbeda, tetapi filosofinya sama," jelasnya.

(Tribunnews.com/Sina)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.