Tapi juga di kualifikasi Piala Dunia 2026, kalah telak dari Irak 5-0, lalu imbang 1-1 dari tuan rumah Filipina.

Jika melawan Irak, Timnas Indonesia kalah dalam banyak hal, baik dari penguasaan bola, peluang yang dihasilkan, serta hasil yang membuktikan semuanya.

Sementara melawan Filipina sedikit mampu untuk mengimbangi, penguasaan bola kedua tim hampir berimbang. Begitu juga dengan peluang dan shoot on target yang dihasilkan, baik Timnas Indonesia atau Filipina.

Tapi tidak saat melawan Libya dan Iran yang notabene memiliki peringkat lebih baik dari Timnas Indonesia.

Penguasaan bola pun sulit direbut oleh lawan.

Satu di antara cara Timnas Indonesia menciptakan gol dari skema serangan balik atau transisi permainan yang harus ditunjang dengan penyelesaian yang klinis.

"Di Piala Asia kemungkinan besar lawan akan mendominasi penguasaan bola," ungkapnya.

"Oleh karena itu, kami akan berlatih untuk situasi itu agar pemain dapat menemukan peluang melakukan serangan balik dan menciptakan peluang bagus," jelasnya.

Hal itu pernah terlihat dari dua laga ujicoba melawan Libya, beberapa kali upaya yang dilakukan Justin Hubner, Ivar Jenner dengan melakukan direct pass untuk mengeliminasi garis pertahanan lawan.

Syaratnya, Timnas Indonesia mengandalkan pemain-pemain sayap yang mempunyai kecepatan dan kontrol bola yang baik.

Shin Tae-yong optimis anak asuhnya bisa menjalankan intruksinya di lapangan, yang penting bagaimana para pemain dapat percaya diri akan kemampuan mereka.

"Saya sering memberi tahu para pemain, 'Kamu bisa melakukannya,percaya pada diri sendiri, dan jangan takut melakukan kesalahan'," katanya melanjutkan pemberikaan Sport Seoul.

"Sepak bola adalah olahraga yang dimainkan dengan kaki. Kesalahan pasti akan terus terjadi. Tapi bagian itu perlu dikurangi," tutupnya.

Ranking FIFA wakil ASEAN di Piala Asia 2024, per 21 Desember 2023:

1. Vietnam (94) 1235.58 poin