Kutukan Musim Ketiga Jose Mourinho, Sayonara AS Roma
Kutukan musim ketiga jose Mourinho, sayonara AS Roma. Rekap perjalanan The Special One sejak menangani Porto di awal 2000-an.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Perpisahan mungkin adalah hal yang paling menyakitkan, Jose Mourinho tak bisa menahan air mata ketika menerima pengumuman pemecatan dari AS Roma.
Setelah 929 hari memimpin Serigala Ibukota -julukan Roma-, tiba waktunya bagi Mourinho berpisah, mengakhiri segala cerita tentang kejayaan, drama kartu merah, kegembiraan, dan hal lainnya yang bakal terkenang.
Mourinho berhasil memenangkan hati Giallorossi sejak kehadirannya menggantikan Paulo Fonseca pada Juli 2021.
Namun, serangkaian hasil minor musim ini ditambah dengan kalahnya dari rival sekota, Lazio di ajang Coppa Italia menjadi akhir dari segalanya.
Hasil 1-0 di Stadio Olimpico adalah kekalahan keempat Roma dalam enam pertandingan melawan Lazio di bawah asuhan pelatih yang berjuluk The Special One ini.
Selama masa jabatannya sebagai pelatih Roma, persentase kemenangan Mourinho tak begitu baik, hanya 49 persen dan menjadi yang terendah kedua dalam dua dekade terakhir, menurut BBC.
Di Serie A Liga Italia, persentase kemenangan Mou mencapai 45,8 persen, tak lebih baik dari pencapaiannya ketika berlaga di Eropa dalam 36 pertandingan.
Roma mengumpulkan 58,3 persen kemenangan dan berujung dengan gelar pertama setelah 14 tahun, Liga Konferensi Eropa.
Mou berhasil membawa AS Roma mengalahkan Feyenoord di laga final Liga Konferensi Eropa yang berlangsung di Tirana.
Kemenangan itu diiringi dengan isak tangis Mou yang menandai kesuksesannya di berbagai level kompetisi elit Eropa.
Mou memenangkan Liga Champions, baik saat menggunakan format Piala UEFA, lalu Liga Eropa, dan kemudian Liga Konferensi Eropa.
Baca juga: Mata Jose Mourinho Sampai Berkaca-kaca, Tetap Dicintai Suporter AS Roma Meski Dipecat
Dia menandai triple crown (3 kejuaraan berbeda) dengan sebuah tato yang menurutnya sebagian karena cinta yang ia rasakan dari publik Romawi.
The Special One juga hampir sukses menjuarai Liga Eropa bersama Roma karena berhasil mencapai final.
Namun sayang dikalahkan Sevilla melalui titik putih penalti.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.