Kisah di Balik Pemecatan Jose Mourinho dari Pelatih AS Roma, Satu Catatan Buruk Ditinggalkan
Jose Mourinho memang menuliskan tinta emas bersama AS Roma. Namun faktanya ada pula kisah buruk yang terukir mengiringi kepergiannya.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah cerita hadir di balik pemecatan Jose Mourinho dari kursi pelatih AS Roma.
Jose Mourinho memang menuliskan tinta emas bersama AS Roma. Namun faktanya ada pula kisah buruk yang terukir mengiringi kepergiannya.
Selama dua tahun lebih di AS Roma, Mourinho telah mengantarkan sejumlah prestasi bagi tim ibukota Italia itu.
Mourinho memberikan gelar Liga Konferensi Eropa di musim pertamanya, lalu membawa AS Roma ke final Liga Eropa.
Roma belum pernah mencapai final Eropa selama 31 tahun dan belum pernah memenangkan satu pun sampai Jose Mourinho tiba.
Catatan apik lainnya, Mourinho mampu menjalin ikatan yang kuat dengan para fans dan membuat para tifosi semakin loyal dengan klub.
Hal itu ditandai dengan dukungan yang makin masif, bisa dilihat dari meningkatnya pemegang tiket musiman klub.
Menurut Roma Press, AS Roma kini memiliki 40 ribu pemegang tiket musiman yang merupakan rekor baru bagi klub.
Untuk tiket yang bukan musiman pun, AS Roma juga mampu menjualnya dalam waktu yang cepat dan habis.
Namun demikian, Mourinho seakan menerima kutukan musim ketiga bersama klub yang ia tangani. Di musim 2023/2024 ini, performa AS Roma begitu jeblok.
Baca juga: AS Roma Era Jose Mourinho Tinggalkan Tinta Emas, Tifosi Giallorossi Terbukti Makin Loyal
AS Roma hanya mengumpulkan 29 poin dari 20 pertandingan setelah hanay bisa menang delapan kali, lima imbang dari menelan tujuh kekalahan di Serie A.
Faktanya, sejak musim 2002-03, klub ibu kota belum pernah mengumpulkan begitu sedikit poin dari 20 pertandingan pertama mereka musim ini.
AS Roma tertinggal 22 poin dari pemuncak klasemen Inter dan lima poin di belakang peringkat keempat Fiorentina.
Catatan ini terkesan buruk bagi sebuah tim yang diperkuat pemain-pemain seperti Paulo Dybala, Romelu Lukaku, pemenang Euro 2020 Leonardo Spinazzola.
Mourinho telah mengawal 96 pertandingan AS Roma di Seria dengan catatan 44 kemenangam 23 seri dan 29 kali kalah.
Opta mencatat, pelatih asal Portugal itu rata-rata hanya mencetak 1,61 poin per pertandingan selama dua setengah tahun masa kepemimpinannya.
Ironisnya, ini adalah perolehan terendah dari manajer Roma mana pun yang telah melatih lebih dari 50 pertandingan di era tiga poin per kemenangan.
Di dua musim yang telah dilalui, Mourinho gagal membawa AS Roma menembus ke Liga Champions, finis di urutan keenam berturut-turut
Hasil itu dianggap tak memuaskan mengingat belanja keungan AS Roma cukup banyak pada era awal saat ia masuk.
Sekitar £100 juta (113 juta euro) bersih dihabiskan pada musim panas 2021 untuk menenangkan pelatih baru mereka dan Mourinho membayar kepercayaan pemilik dengan memenangkan Liga Konferensi Europa perdana.
Namun poin di Serie A terbukti lebih sulit didapat dan jelas bahwa Roma menargetkan kualifikasi ke Liga Champions untuk mendapatkan dana yang sangat dibutuhkan guna melanjutkan proyek tersebut.
Setelah hanya mengumpulkan 29 poin musim ini, pakar keuangan sepak bola Italia Calcio e Finanza menghitung bahwa selama masa jabatan Mourinho, setiap poin di liga membuat Roma mengeluarkan biaya hampir 3,5 juta euro (sekitar £3 juta).
Andikan Roma bermain di Liga Champions, situasinya bisa berbeda karena mereka bisa mendapat dana tambahan.
Baca juga: Kutukan Musim Ketiga Jose Mourinho, Sayonara AS Roma
Berseteru dengan Dan Friedkin
Di balik pemecatan itu, Jose Mourinho sempat berdebat dengan pemilik Roma, Dan Friedkin.
Menurut Il Corriere dello Sport, Mourinho marah ketika diberitahu dia akan dipecat pada Selasa (17/1) pagi.
"Dia sama sekali tidak menerima hal itu dengan baik," tulis surat kabar yang berbasis di Roma itu.
Sumber itu mengklaim The Special One tidak mengharapkan keputusan mendadak seperti itu dari pemilik klub.
Dilaporkan bahwa Friedkin menyalahkan Mourinho atas 'kekurangan tertentu' tetapi sang pelatih membalas dengan menyebutkan janji-janji yang tidak ditepati oleh pemilik klub.
Sebenarnya, Dan Friedkin telah mempertimbangkan untuk memecat Mourinho setelah Final Liga Europa musim lalu melawan Sevilla dan bahkan menyusul kekalahan 4-1 melawan Genoa pada September lalu.
Surat kabar tersebut mengklaim pemilik Roma tidak pernah mempertimbangkan untuk memperpanjang kontrak Mourinho setelah Juni 2024.
Keluarga Friedkins tidak senang dengan sikap Mourinho yang terus-menerus menyalahkan wasit dan keluhan atas strategi transfer klub.
Termasuk pula foto saat retret latihan musim panas di mana ia berpose dengan anggota stafnya, meninggalkan celah untuk penyerang tengah yang belum bisa mereka ambil.
Menurut Il Corriere dello Sport, hubungan Mourinho dengan beberapa pemain juga kurang ideal.
Dia dilaporkan berdebat dengan Chris Smalling pada bulan Oktober dan terus mengejek bek Inggris tersebut karena kebugarannya yang buruk sepanjang musim.
Smalling baru memainkan tiga pertandingan musim ini namun ada kemungkinan akan segera kembali beraksi, setelah Mourinho tiada.
Mou dikabarkan tak sepenuhnya senang dengan sikap Lorenzo Pellegrini belakangan ini, bahkan Leonardo Spinazzola dan Renato Sanches pun tak akur lagi dengan sang pelatih.
Berbagai kisah memang mengiringi kepergian Mourinho, ada baik dan buruk. Namun satu hal yang tak luput dari sorotan adalah momen saat sang pelatih pergi meninggalkan Trigoria untuk yang terakhir kalinya.
Momen kepergian Mourinho dari pusat pelatihan AS Roma ini videonya beredar di media sosial.
Terlihat bagaimana pelatih asal Portugal itu matanya berkaca-kaca saat dikelilingi oleh pendukung AS Roma.
Ya, meski telah dipecat oleh bos AS Roma, namun Mourinho tetap dihati suporter I Lupi.
Dia berhenti untuk mengucapkan selamat tinggal kepada banyak penggemar di luar pusat pelatihan.
Salah satu penggemar berteriak: 'Tidak ada kata-kata, terima kasih Pak.'
Yang lain menambahkan: 'Kami mencintaimu.'
Mourinho tampak emosional saat mengatakan kepada para penggemar: “Terima kasih untuk dua tahun terakhir ini.”
(Tribunnews.com/Tio)