Menurut laporan media di atas, terakhir kali Roma meraih tiga kemenangan berturut-turut saat pergantian pelatih di pertengahan musim pada era Herbert Burgess tahun 1929.

"Para pemain tampil hebat sejak awal, mengontrol bola, namun juga memahami harus menyerang ruang dan menyakiti lawan. Itu adalah performa yang luar biasa," ungkap De Rossi.

"Kami menghadapi tiga tim yang lebih rendah di atas kertas, jadi meskipun tidak bisa dianggap remeh atau mudah, kami adalah AS Roma dan kami seharusnya mengalahkan Cagliari, Verona dan Salernitana," sambungnya.

Ujian De Rossi bersama Giallorossi akan lebih sulit akhir pekan ini karena menghadapi pemuncak klasemen Liga Italia, Inter Milan.

Namun, mantan El Capitano Giallorossi itu tak khawatir, Roma punya kualitas yang mampu bersaing dengan Inter.

"Ini adalah tim yang kuat. Saya mengatakan kepada para pemain bahwa mereka sangat bagus, bertalenta, dan mereka harus lebih percaya terhadap diri mereka sendiri," motivasi yang dia berikan.

"Saya adalah pemain bagus. Saya mengalami momen yang baik dan buruk, tetapi mereka tidak boleh berhenti percaya dan mengakui betapa kuatnya mereka."

"Mereka mempunyai kualitas yang sangat baik sehingga saya tidak perlu membuang terlalu banyak waktu melatih pergerakan umpan-umpan cepat, saya bisa lebih fokus untuk apa yang harus kami tingkatkan," tutupnya.

Pertandingan AS Roma vs Inter akan berlangsung di Stadion Olimpico pada Minggu (11/2) pukul 00.00 WIB.

(Tribunnews.com/Sina)