Profil Matt Barker: Calon Pemain Diaspora Timnas U16 Indonesia, Perkuat Klub Sepupu Manchester City
Wajah dari Matt Barker mencuat saat staf ahli Kemenpora Hamdan Hamedan memberikan berkas pemain diaspora bagi kepentingan Timnas U16 Indonesia.
Penulis: Bayu Satriyo Panegak
Editor: Dwi Setiawan
TRIBUNNEWS.COM - Berikut profil Matt Barker, calon pemain diaspora Timnas U16 Indonesia.
Wajah dari Matt Barker mencuat saat staf ahli Kemenpora Hamdan Hamedan memberikan berkas pemain diaspora bagi kepentingan Timnas U16 Indonesia.
Data itu diberikan dan diterima langsung oleh pelatih Timnas U16 Indonesia Nova Arianto pada Sabtu (24/2/2024).
Dalam prosesnya, wajah dari Matt Barker terpampang jelas sebagai cover.
Walhasil terungkap lebih jelas bahwa Matt Barker merupakan pemain milik Melbroune City yang notabene 'sepupu' dari Manchester City.
Yap, Melbroune City tergabung dalam grup pemilik serupa yakni, City Football Group.
Tak hanya klub yang bercokol di Australia tersebut, Man City juga punya sepupu lain seperti New York City (AS), Yokohama F. Marinos (Jepang), Montevideo City Torque (Uruguay), Girona FC (Spanyol), Sichuan Jiuniu (China), Mumbai City FC (India), Lommel SK (Belgia), Troyes AC (Prancis) serta Bolivar (Bolivia).
Lantas, berarti Matt Barker berarti salah satu pemain miliki dari City Group tersebut.
Profil Matt Barker
Dilansir BolaSport, Matt Barker merupakan pemain yang menghuni multi posisi.
Pemain berusia 15 tahun bisa bek-sayap atau gelandang tengah.
Ia bernama lengkap Matthew Sitorus Baker.
Baca juga: Kunjungi Makam Noah Gesser, Pemain Timnas Indonesia Peringati Momen Spesial
Merujuk pada nama Sitorus, berarti Matt Barker memiliki darah Indonesia melalui Batak, Toba.
Pasalnya Sitorus merupakan salah satu warga yang berasal dari sana.
Bisa jadi darah tersebut menyambung dari sosok Ibunda yang diketahui kelahiran Jakarta.
Adapun kedatangan Matt Barker dapat dimanfaatkan untuk agenda ke depan Timnas U16 Indonesia.
Di mana saat ini coach Nova sedang memimpin seleksi pemain yang telah menginjak gelombang ketiga per Sabtu (24/2/2024).
Persiapan itu guna menatap agenda ke depan, tuan rumah Piala AFF U16 2024 hingga berlanjut ke Piala Dunia U17.
Perbedaan Naturalisasi dan Diaspora
Sekilas, untuk pemain diaspora dan pemain naturalisasi bisa disebut hampir-hampir mirip.
Bedanya ialah pemain diaspora merupakan pemain keturunan di bawah usia 17 tahun, yang masih dalam naungan tanggung jawab orang tua secara legalitas hukum.
Di mana pemain tersebut dapat memiliki kewarganegaraan ganda, karena memiliki salah satu orang tua yang merupakan seorang WNI.
Sehingga proses diaspora hanya memerlukan pasport untuk pembuatan KTP saja.
Proses ini pernah terjadi untuk saat Piala Dunia U17 lalu menggaet Welber Jardim , Amar Brkic hingga Chow Yun Damanik.
Namun sayang untuk Chow Yun Damanik gagal, karena tersendat pengumpulan data.
Adapun kasus pemain diaspora juga terjadi kepada Elkan Baggott.
Center-back Timnas senior ini memutuskan memilih menjadi WNI karena ternyata memegang paspor Indonesia.
Maka Baggott yang saat itu berusia sekitar 19 tahun tak ucap sumpah WNI layaknya pemain naturalisasi angkatannya.
(Tribunnews.com/Bayu Panegak)