Setelah peluang emas tersebut, Borneo FC dan Persita menyuguhkan permainan cepat dan saling jual beli serangan.

Pesut Etam menunjukkan keahlian mereka mulai menurunkan tempo saat Persita bersemangat menggempur serangan.

Meski bermain lambat, Borneo FC tetap bisa menciptakan serangan berbahaya. Cadenazzi sempat head to head dengan penjaga gawang, sayang bola hanya melewati depan gawang Persita.

Menit 15 kedua tim kembali bermain panas. Persita dan Borneo FC saling menunjukkan serangan.

Pendekar Cisadane masih lemah di sepertiga akhir. Sedangkan Pesut Etam masih kesulitan melakukan finishing.

Pada lima menit terakhir babak pertama, Borneo FC lebih menguasai bola sedangkan Persita full bertahan. Skor kacamata bertahan hingga turun minum.

Pada babak kedua, Borneo FC lebih dulu menyerang. Peluang Persita yang terbuka justru terlalu lama dieskeskusi, sedangkan Pesut Etam bermain santai meski ditekan Pendekar Cisadane.

Borneo FC akhirnya memecah kebuntuan melalui skema serangan sederhana pada menit 51.

Kei Hirosi-Sihran yang bermain bebas dari sisi kanan, Kei lalu memberi umpan pada Cadenazzi. Sundulan striker asal Argentina tersebut membobol Kartika Ajie, skor berubah 0-1.

Setelah tertinggal 0-1, Divaldo Alves mengganti pemain depan. Esral Sahrul dan Badrian Ilham untuk mempertajam serangan.

Serangan Persita memang lebih sering menyerang, namun finishing Esral dkk masih kerap error dan belum membahayakan gawang Nadeo Argawinata.

Borneo FC masih belum puas dengan keunggulan tipis. Terens Puhiri yang sudah head to head dengan Kartika Ajie masih bisa diamankan penjaga gawang Persita.

Peluang serupa didapatkan Persita. Meski sudah keluar dari kotak penalti, Nadeo Argawinata memenangkan bola dengan Hassan Nader.

Divaldo Alves mencoba mengganti Vidal dengan Jack Brown pada menit 85. Lini serang Persita sedikit ada perubahan. Namun urusan finishing masih belum bisa dipecahkan.