Bye-bye Kutukan Sial, Pesona Martin Odegaard yang Bawa Arsenal Keluar dari Zona Kegelapan
Kutukan sial yang selama ini melekat pada kapten Arsenal seakan terhenti di tangan Martin Odegaard, sosok gelandang kreatif andalan The Gunners.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Martin Odegaard menjadi topik pembicaraan jagat media sosial setelah Arsenal lolos ke perempat final Liga Champions 2023/2024.
Odegaard seakan tak mau kalah dengan David Raya yang dianggap sebagai pahlawan utama kelolosan Arsenal.
Dalam laga leg kedua 16 besar, Rabu (13/3/2024) dinihari, laga hidup mati dijalani Arsenal dan Porto.
Berlangsung di Stadion Emirates, Arsenal selaku tuan rumah berada dalam situasi terjepit.
Kekalahan satu gol tanpa balas pada pertemuan pertama membuat Arsenal diwajibkan menang dalam laga ini.
Untuk bisa lolos ke fase berikutnya, Arsenal bahkan diwajibkan harus menang dengan margin dua gol atas Porto.
Demi mengejar target tersebut, dominasi langsung diperlihatkan Arsenal yang bermain di depan pendukungnya sendiri.
Baca juga: Momen Adu Mulut Pasca Arsenal Bekuk Porto, Arteta Dituduh Hina Keluarga Conceicao
Hanya saja memang, kecerdasan dan kedisiplinan Porto dalam menggalang area pertahanan membuat Arsenal deadlock.
Gol pemecah kebuntuan yang ditunggu Arsenal pun baru tercipta jelang berakhirnya babak pertama.
Tepat pada menit 41, pergerakan cerdas ditunjang visi bermain yang elegan dari Odegaard yang menyisir sisi kiri.
Berujung pada umpan terobosan ajaib yang diberikan Odegaard dengan mengecoh empat bek lawan sekaligus.
Umpan yang diberikan Odegaard pun menemui targetnya yakni tepat berada di kaki Trossard.
Tanpa ampun, tembakan mendatar dan akurat yang dilepaskan Trossard berhasil menjebol jala gawang Porto.
Gol Trossard seakan menjadi gol yang dinanti publik Emirates lantaran gol tersebut sangat vital maknanya.
Pujian jelas layak diberikan kepada Trossard atas kualitas penyelesaian akhirnya yang ciamik.
Namun, Odegaard yang menjadi kreator utama terciptanya gol tersebut tentu juga layak diberikan sanjungan.
Meskipun pada akhirnya Arsenal harus berdarah-darah menyingkirkan Porto lewat adu penalti di babak 16 besar.
Sejarah tetaplah sejarah, Arsenal akhirnya mematahkan penantian 14 tahun berlaga di perempat final Liga Champions.
Dan di balik kelolosan tersebut, Odegaard layak dianggap sebagai dirijen penting melesatnya performa Arsenal.
Pepe yang berstatus sebagai kapten Porto pun tak sungkan memuji pesona Odegaard.
Pujian yang diberikan Pepe pun bukannya tanpa alasan mengingat ia sudah paham tentang bakat Odegaard.
Hal ini dikarenakan Pepe pernah menjadi senior bagi Odegaard kala keduanya masih berseragam Real Madrid.
Pepe mengakui timnya sudah memiliki rencana untuk menetralisir permainan Arsenal yang berpusat pada Odegaard.
Meski sepenuhnya berhasil menetralisir pergerakan Odegaard, namun Pepe merasa kecolongan dengan visi bermain sang pemain.
"Kami datang melawan Arsenal untuk memainkan permainan kami," ujar Pepe dilansir Record.
"Kami juga berusaha untuk menetralisir permainan Odegaard, namun sayangnya itu tidak berhasil,"
"Kami kebobolan dan tidak bisa mencetak gol, laga berlanjut ke perpanjangan waktu, kemudian adu penalti dan mereka mendapat poin tambahan," tambahnya.
Pengakuan Pepe yang merasa timnya tidak bisa sepenuhnya mengunci kreatifitas Odegaard.
Seakan menjadi tanda bahwa performa Odegaard dalam laga melawan Porto memang seperti penyihir.
Dan assist yang ia ciptakan atas terciptanya gol Trossard menjadi bukti sihir tak terduga dari Odegaard.
Odegaard, Pemutus Kutukan Sial Kapten Arsenal & Penerang dari Zona Kegelapan
Diketahui, Arsenal pertama kali mendatangkan Odegaard sebatas dengan label pemain pinjaman.
Tepat pada musim dingin 2021, Arsenal meminjam Odegaard untuk mengisi pos yang ditinggalkan Mesut Ozil.
Performa Odegaard pada masa peminjaman Arsenal nyatanya tak terlalu mengesankan.
Apalagi kala itu, Odegaard bermain bersama Arsenal pada masa pandemi Covid-19 yang serba terbatas.
Odegaard tercatat hanya mampu mencetak satu gol dan dua assist dari 14 penampilan di Liga Inggris.
Catatan tersebut seakan menjadi tanda Odegaard tidak terlalu eksplosif saat menjalani masa peminjaman di Arsenal.
Hanya saja keputusan besar dibuat Arteta selaku pelatih yang justru berkenan mempermanenkan Odegaard.
Tepat musim panas pada tahun yang sama, Odegaard secara resmi direkrut secara permanen oleh Arsenal.
Dana sebesar 35 juta euro rela digelontorkan Arsenal untuk meminang Odegaard yang sulit menembus skuad Real Madrid.
Musim demi musim dijalani Odegaard hingga pada akhirnya ia menemukan performa terbaiknya di Arsenal.
Pada musim lalu, Odegaard hampir saja membawa Arsenal menjadi juara Liga Inggris jika tidak tertikung Manchester City.
Seandainya Arsenal tidak gagal menyegel gelar juara Liga Inggris, maka Odegaard jelas menjadi pemain paling bahagia.
Hal ini dikarenakan pada musim lalu, Odegaard untuk pertama kalinya dipercaya memegang status ban kapten Arsenal.
Hanya saja memang harapan tersebut sirna dan Odegaard mencoba bangkit bersama Arsenal musim ini.
Kini, Odegaard bersama Arsenal masih bertarung meraih gelar juara di Liga Inggris dan Liga Champions pada musim ini.
Di Liga Inggris, Arsenal masih memimpin klasemen di kala kompetisi masih menyisakan 10 laga sisa.
Di Liga Champions, Arsenal juga baru saja mencetak sejarah lolos ke perempat final setelah 14 tahun absen.
Kepiawaian Odegaard dalam menjalankan tugasnya sebagai kapten juga menyisakan cerita lainnya di Arsenal.
Diketahui, Arsenal kerapkali memiliki masalah serius terhadap kapten-kaptennya pada masa lalu.
Tak sedikit pemain Arsenal yang justru bermasalah setelah dipercaya menjadi kapten.
Beberapa eks pemain sekaligus kapten Arsenal juga mendadak hengkang ke klub lain setelah menjadi pemimpin tim.
Nama semacam William Gallas, Thomas Vermaelen, Cesc Fabregas, Robin Van Persie hingga Pierre-Emerick Aubameyang menjadi contohnya.
Tak mengherankan jika ada beberapa pihak yang menyebut bahwa status kapten Arsenal selayaknya kutukan.
Hal ini dikarenakan berbagai masalah kerapkali justru menimpa pemain Arsenal setelah dipercaya mengenakan ban kapten.
Hanya saja kutukan tersebut tampaknya sudah berakhir setelah Odegaard menjadi kapten Arsenal sejak musim lalu.
Odegaard sejauh ini mampu menjalankan tugasnya dengan baik sebagai kapten Arsenal.
Tak hanya sekedar kapten saja, sinar Odegaard seakan juga telah membawa Arsenal keluar dari zona kegelapan.
Layak dinanti sejauh mana Odegaard akan membawa Arsenal melesat di dua kompetisi sisa musim ini?
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.