Maksudnya, ia ingin tim asuhannya bermain dengan identitas mereka.

Pola penyerangan pendek kaki ke kaki yang coba diterapkan Troussier menjadi kuncinya.

Sayangnya, para pemain Vietnam belum terlalu nyaman dengan pola tersebut.

Mereka sekiranya masih terbayang dengan filosofi ala Park Hang-seo yang terbukti membawa kesuksesan.

Namun Troussier tak menyerah.

Ia terus mengingatkan anak asuhnya agar tak kehilangan jati diri permainan bersamanya.

"Kemenangan juga berarti tujuan kita adalah melaju jauh di Asia," ujar Troussier dikutip dari Bongda.

"Namun, kita tidak akan mudah untuk mencapai tujuan tersebut. Para pemain yang ada di sini, semuanya adalah para ksatria."

"Mereka selalu mencoba melakukan yang terbaik setiap hari."

"Tujuannya bukan hanya untuk menang. Namun, cara meraih kemenangan tersebut juga sangat penting," katanya.

Perlu diingat, Vietnam bakal menghadapi tantangan besar saat melawan Timnas Indonesia.

Selain meladeni para pemain Garuda, pihak Golden Star Warriors juga tak boleh lupa hal lain.

Timnas Indonesia akan tampil di depan para pendukung sendiri.

Sorak dukungan para suporter bakal menjadi kekuatan lainnya bagi tim Shin Tae-yong.

Sebaliknya bagi Vietnam, dukungan penuh pecinta sepak bola Indonesia bisa menjadi batu sandungan.

Sering kali para pemain langsung terpacu dengan dukungan yang rajin diberikan.

Faktor itulah yang juga perlu menjadi perhatian dari sisi Vietnam.

Fokus mereka tak akan hanya kepada para pemain.

Mereka juga perlu mengatasi atmosfer Gelora Bung Karno yang bakal luar biasa.

(Tribunnews.com/Guruh)