Raphael Maitimo Nilai PSSI di Bawah Erick Thohir Jauh Lebih Terorganisir
Pesepakbola kelahiran Rotterdam, Belanda berdarah Minangkabau dan Maluku itu termasuk di antara 12 pemain asing yang di naturalisasi PSSI
Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Raphael Maitimo Nilai PSSI di Bawah Erick Thohir Jauh Lebih Terorganisir
Abdul Majid/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Raphael Maitimo pernah menjadi gelandang serang andalan Timnas Merah Putih selama kurun waktu 2012-2015.
Pesepakbola kelahiran Rotterdam, Belanda berdarah Minangkabau dan Maluku itu termasuk di antara 12 pemain asing yang di naturalisasi PSSI pada periode 2011-2015.
"Saya diundang PSSI, ketika itu Iman Arif (Deputi bidang Teknis Badan Tim Nasional PSSI) yang mengurus. Dia pula yang pertama bertanya, apakah saya tertarik membela Timnas karena saya punya garis keturunan Indonesia," ujar Raphael, Senin (25/3/2024)
Namun, lanjut Raphael yang kini berusia 40 tahun, proses perpindahan dirinya menjadi WNI ketika itu sangat kacau.
Bahkan, di awal dirinya berkisah pernah membatalkan proses karena terlalu banyak janji yang diingkari PSSI yang saat itu diketuai Johar Arifin Husin.
"Lama sekali. Proses di mulai tahun 2010, namun baru 2012 saya baru bisa pakai kostum timnas. Dan saya tidak mendapat apapun kecuali kenyataan akhirnya bisa bermain untuk Indonesia," lanjutnya.
Karena itu, ketika membandingkan, eks anggota Timnas Belanda U-15, U-16, dan U-17 itu dengan tegas menilai PSSI yang saat ini diketuai Erick Thohir punya pengelolaan organisasi yang jauh lebih baik.
"Dari yang saya lihat, baca, dan dengar, PSSI kini di bawah Erick Thohir jauh lebih terorganisir dan pengelolaannya bagus. Hal itu sungguh membuat nyaman pesepakbola baru yang dinaturalisasi dan mereka merasa senang karena semua proses berjalan rapi, cepat, dan lancar. Sungguh beda dibandingkan dengan jaman saya," ungkap Raphael.
Meski belum bisa menilai kualitas dari tujuh pemain yang telah dinaturalisasi pada Erick Thohir, namun Raphael mendengar para pemain tersebut memiliki kualitas bagus.
"Saya harap mereka bisa berkontribusi bagi sepakbola Indonesia dan menumbuhkan persaingan antar sesama,sekaligus meningkatkan performa pemain lokal agar makin tinggi kualitasnya. Hal itu akan berdampak baik bagi sepakbola Indonesia," tambah pemain dengan 21 caps dan mencetak 4 gol bagi Merah Putih.
Semasa aktif di Liga 1 Indonesia, Raphael laris membela klub-klub besar. Antara lain Bali Dewata, Mitra Kukar, Sriwijaya, Persija Jakarta, Arema Cronus, Persib Bandung, Madura United, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, dan terakhir di Barito Putera. Pemilik gelar sarjana ekonomi Universitas Rotterdam ini kini tinggal di Belanda karena harus mengurus keluarga besarnya setelah sang ayah jatuh sakit
Walau demikian, pemain yang pernah bermain bersama Robin van Persie di klub Feyenoord, serta Wesley Sneijder dan Arjen Robben di timnas muda Belanda, sangat ingin bisa menyumbangkan tenaga, pikiran, dan pengalaman bagi sepakbola nasional. Saat Timnas Kanada U-17 bertanding di Piala Dunia U-17 2023 lalu di Indonesia lalu, Raphael tampak menjadi salah satu staf pelatih tim tersebut.
"Bagaimanapun Indonesia rumah saya juga. Saya ingin sekali menjadi bagian dalam membangun sepakbola Indonesia yang perjalanannya masih panjang untuk membenahi infrastruktur, fasilitas, dan manajemen. Apalagi saat ini, banyak posisi strategis untuk memajukan sepakbola Indonesia ditempati orang-orang yang tidak memiliki kualitas bagus. Semoga keinginan itu bisa terwujud. Siapa tahu," pungkasnya