3 Fakta saat Persikabo Degradasi dari Liga 1: Rekor Kelam hingga Catatan Apik Flavio Silva
Setidaknya terdapat tiga fakta yang mengiringi nasib apes dari Persikabo untuk degradasi dari Liga 1. Berikut ulasannya.
Penulis: Bayu Satriyo Panegak
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Berikut tiga fakta yang mengiringi nasib Persikabo 1973 untuk terdegradasi pada musim Liga 1 2023/2024.
Kejelasan Persikabo terdegradasi ialah berkat pertandingan pekan ke-30 Liga 1 melawan Persik Kediri, Kamis (28/3/2024).
Persikabo harus menderita kekalahan telak atas tim tuan rumah dengan skor 5-2.
Hasil tersebut memupus langkah Persikabo untuk bertahan di Liga 1 musim depan.
Dengan raihan 17 poin di dasar klasemen peringkat ke-18, Persikabo 1973 dipastikan tak bisa keluar dari zona merah pada empat pertandingan tersisa.
Paling mentok tim berjuluk Laskar Padjajaran hanya mengantongi 29 poin jika menyapu bersih sisa laga.
Adapun perolehan tersebut tak cukup menggeser PSS Sleman yang saat ini menempati ambang batas zona degradasi dengan raihan 31 poin.
Adapun atas kondisi demikian, setidaknya terdapat terdapat tiga fakta yang mengiringi nasib apes dari Persikabo.
Berikut ulasan Tribunnews mengenai 3 fakta saat Persikabo terkena degradasi.
1. Persikabo 1973 Pertama Kali Terkena Degradasi
Selain menjadi tim pertama yang turun kasta pada Liga 1 musim ini, catatan degradasi juga merupakan perdana bagi Persikabo.
Baca juga: Update Klasemen Liga 1 setelah Persikabo Resmi Terdegradasi: Persib Bandung di Atas Angin
Yap, tim yang lahir dari embrio PS TNI tersebut belum pernah degradasi setelah berdiri pada musim 2016/2017 silam.
Sebelumnya Persikabo sempat menjadi tim papan tengah Liga 1, dengan bertengger dua kali di peringkat 10 akhir musim.
Momen tersebut terjadi pada Liga 1 musim 2020 dan 2021/2022.
Dengan demikian, Persikabo bakal memaikan kompetisi perdana di Liga 2 musim depan.
2. Persikabo gagal Menang di 12 Laga Terakhir
Berkat hasil ini juga, Persikabo mendulang rekor tak pernah menang selama 12 laga terakhir.
Rinciannya, tiga kali imbang dan sisanya menerima kekalahan.
Padahal Persikabo termasuk aktif dalam perombakan tim.
Pada musim ini, Persikabo telah mengganti tiga kali pelatih kepalanya.
Yap, Persikabo mulanya dibesut oleh pelatih asal Singapura, Aidil Sharin Sahak.
Namun, manajemen Persikabo memutus kontrak Aidil Sharin Sahak setelah menuai hasil buruk hingga pekan ke-4.
Lalu, Persikabo sempat juga menugasi eks pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso.
Coach Aji juga kurang maksimal hingga mengahadirkan 13 kekelahan selama 20 pekan.
Berlanjut, kini Persikabo berada di tangan eks pelatih legendaris Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman.
Namun, pelatih yang juga menangani Persikabo pada musim lalu tersebut juga merajuk hasil buruk saat menukangi tim.
Djadjang Nurdjaman yang masuk pada momen krusial Persikabo tak bisa mendongkrak performa selama dua pertandingan terakhir.
Walhasil kini coach Djanur gagal menyelematkan Persikabo dari jurang degradasi.
3. Striker Persik Kediri Borong 5 Gol
Momen degradasi Persikabo diwarnai oleh penampilan apik dari striker Persik Kediri Flavio Silva.
Yap, bomber berpaspor Portugal ini berhasi mencatatkan glut -isitilah lima gol- ke gawang yang dijaga Syahrul Trisna.
Bomber asal Portugal ini menjadi pemain pertama yang mengukir rekor tersebut pada musim ini.
Catatan ini juga membuat Flavio Silva menambah koleksinya menjadi 19 gol pada musim ini.
Flavio Silva juga menembus bursa top skor sementara, di posisi runner-up.
Bomber berusia 27 tahun itu masih terpaut dua gol dari andalan Persib Bandung, David da Silva.
2 Tim Potensial yang Menyusul Persikabo
Nasib dari Persikabo 1973 bisa diikuti oleh Arema FC dan Bhayangkara FC.
Kedua tim tersebut menjadi teman Persikabo di zona degradasi klasemen, peringkat ke-16 dan 17.
Adapun untuk Arema FC masih bisa berjuang di sisa empat pertandingan.
Pasalnya Singo Edan mendulang poin serupa (31) dengan dua tim yang menempati posisi di atasnya.
Dua tim tersebut ialah Persita Tangerang dan PSS Sleman.
Walhasil pekan-pekan ke depan menjadi pertaruhan bagi Arema FC.
Lalu untuk Bhayangkara FC, nasibnya bisa disebut tergantung Persita Tangerang, Arema FC dan PSS Sleman.
Di mana jika Persita salah satu dari ketiga tim itu meraih kemenangan, maka otomatis Bhayangkara FC tidak bisa terlepas dari zona degradasi.
Kans dari tim yang diperkuat Radja Nainggolan bisa disebut paling besar untuk menyusul Persikabo 1973
(Tribunnews.com/Bayu Panegak)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.