Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Sepak Bola Modern ala Shin Tae-yong, Media Korsel: Timnas Indonesia Bukan Lagi Tim Lemah

Media Korea, Naver membeberkan kekuatan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia saat ini, sepak bola modern terkini yang dia terapkan untuk bersaing di Asia

Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Dwi Setiawan
zoom-in Sepak Bola Modern ala Shin Tae-yong, Media Korsel: Timnas Indonesia Bukan Lagi Tim Lemah
Tribun Solo/Muhammad Nursina
Media Korea, Naver membeberkan kekuatan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia saat ini, sepak bola modern terkini yang dia terapkan untuk bersaing di Asia - Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong tersenyum setelah mengalahkan Turkmenistan dalam ajang kualifikasi Piala Asia U23 di Stadion Manahan, Solo, Selasa (14/9/2023) malam. Tribun Solo/Muhammad Nursina 

TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Timnas U23 Indonesia, Shin Tae-yong misi menggagalkan Korea Selatan melaju ke Olimpiade untuk ke-10 kalinya secara berturut-turut.

Hal itu diketahui setelah Timnas U23 Indonesia mengalahkan Korea Selatan asuhan Hwang Sun-hong di babak perempat final Piala Asia U23, Jumat (26/4/2024) dini hari.

Laga yang berakhir imbang 2-2 pada waktu normal tersebut harus ditentukan melalui perpanjangan waktu dan penalti sebelum akhirnya Timnas U23 Indonesia keluar sebagai pemenang.

Kemenangan Timnas U23 Indonesia disoroti oleh media Korea Selatan, bagaimana Shin Tae-yong meramu dan meracik skuad garuda menjadi tim yang kini harus diperhitungkan di kancah Asia.

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong tersenyum setelah mengalahkan Turkmenistan dalam ajang kualifikasi Piala Asia U23 di Stadion Manahan, Solo, Selasa (14/9/2023) malam. Tribun Solo/Muhammad Nursina
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong tersenyum setelah mengalahkan Turkmenistan dalam ajang kualifikasi Piala Asia U23 di Stadion Manahan, Solo, Selasa (14/9/2023) malam. Tribun Solo/Muhammad Nursina (Tribun Solo/Muhammad Nursina)

Saat menghadapi Korea Selatan dengan karakter permainan long ballnya, anak asuh Shin Tae-yong nyaman dengan permainan pendek dari kaki ke kaki, transisi, build up dari bawah, tusukan dari sayap, serta pertahanan yang kuat di lini tengah.

"Pada hari ini, Indonesia secara taktis mengalahkan Korea," tulis artikel Naver yang dimuat hari ini dalam judul 'God Taeyong', pelatih yang dirindukan asosiasi 6 tahun lalu, mengubah sejarah sepak bola Korea'.

Shin Tae-yong memainkan strategi masa kini atau sepak bola di era modern dengan skema 3 bek dan dua sayap yang bisa bertransformasi menjadi 5 bek sejajar.

Baca juga: Kilas Balik Karier Shin Tae-yong dari Insiden Pelemparan Telur hingga Dipuja Publik Tanah Air

BERITA TERKAIT

Kejadian itu kerap terlihat dalam permainan Timnas Indonesia ketika lawan menguasai bola dan hendak membangun serangan.

Selain itu, dua pemain sayap akan turun membantu pertahanan dengan garis dengan 4 pemain.

Satu penyerang bertugas memberikan pressing terhadap lawan agar melakukan umpan.

"Korea terjebak dalam format tiga bek sederhana dan bermain sepak bola dengan fokus pada umpan-umpan panjang yang tidak memiliki peluang sukses karena kesenjangan yang lebar antara menyerang dan bertahan," ungkap media tersebut,.

"Di sisi lain, Indonesia menggunakan perpaduan serangan cepat dan dalam yang mengarahkan bola ke sekitar kotak penalti."

Statistik pun menunjukkan hal itu, Marselino Ferdinan dan kolega mendominasi penguasaan bola sebesar 53 persen berbanding 47 persen milik Korea Selatan.

Rafael Struick dan kolega menghasilkan 25 tembakan, sementara Korea hanya mencatatkan 8 tembakan.

Dari total tersebut, lima di antaranya tepat sasaran dan Korea lebih sedikit dengan hanya dua peluang.

Beruntungnya, dalam dua kesempatan itu Korea bisa menghasilkan gol, di mana satu di antaranya karena bunuh diri yang tidak disengaja oleh Komang Teguh.

"Taktik Shin Tae-yong hari itu ibarat deklarasi bahwa Indonesia bukan lagi tim lemah," jelasnya.

"Indonesia menciptakan formasi 3-2-4-1 dengan kedua bek saya berdiri tegak dalam situasi ground ball."

"Ini adalah taktik yang mirip dengan sepak bola modern terkini, dan merupakan contoh efisien dalam menstabilkan lini belakang sambil secara bertahan memajukan bola ke garis ofensif."

"Indonesia lebih banyak bermain di sayap, tapi kadang-kadang bermain bagus di tengah, yang kontras dengan sepak bola Korea karena fokus pada serangan balik melalui umpan-umpan panjang," tambahnya.

Jordan's midfielder #06 Mohannad Abu Taha marks Indonesia's midfielder #08 Witan Sulaeman during the AFC U23 Asian Cup Group A match between Jordan and Indonesia at Abdullah Bin Khalifa Stadium in Doha on April 21, 2024. (KARIM JAAFAR / AFP)
Jordan's midfielder #06 Mohannad Abu Taha marks Indonesia's midfielder #08 Witan Sulaeman during the AFC U23 Asian Cup Group A match between Jordan and Indonesia at Abdullah Bin Khalifa Stadium in Doha on April 21, 2024. (KARIM JAAFAR / AFP) (AFP/KARIM JAAFAR)

Shin Tae-yong yang memiliki track record bersama Timnas Korea Selatan tentu paham betul bagaiman permainan tim negaranya sendiri.

Dia sudah menjadi pelatih timnas Korea Selatan sejak tahun 2014 untuk berbagai level usia.

Terakhir dari waktu persiapan yang singkat, dia ditunjuk sebagai pelatih senior Korea Selatan di Piala Dunia 2018.

Hasilnya, meski kalah 2 kali di babak penyisihan grup, Shin Tae-yong mampu memenangkan laga melawan Jerman, tim yang menyandang status juara bertahan pada edisi tersebut.

Namun kini di Tanah Air, Shin Tae-yong memiliki segalanya untuk membangun skuad impiannya.

Proses panjang, suka, duka, dan hujatan dilalui oleh Shin Tae-yong yang membawa Garuda untuk terbang lebih tinggi di kancah Asia.

Dia mengembangkan pemain muda yang potensial. Terbukti, Rizky Ridho, Ernando Ari, Marselino Ferdinan, Pratama Arhan, dan beberapa nama lainnya yang dia andalkan sejak 2020 menjadi pemain utama di skuad Timnas Indonesia saat ini.

Tidak hanya di level usia, tetapi juga untuk skuad senior.

"Alih-alih membedakan secara tegas antara pemain timnas A dan timnas berdasarkan kelompok umur, Shin Tae-yong dengan berani merekrut pemain-pemain muda yang memiliki keterampilan ke timnas A, menciptakan tim yang bisa kompetitif dalam jangka panjang."

"Ia juga aktif mengantarkan pemain luar negeri berkewarganegaraan Indonesia ke Indonesia (pemain keturunan)."

Hal itulah yang melandasi pondasi Shin Tae-yong dalam skuad Timnas Indonesia.

Saat ini, setidaknya ada 14 pemain dalam skuad Timnas U23 Indonesia yang pernah bermain di level senior. Minimal satu pertandingan.

Piala Asia U23 menjadi panggung yang tepat bagi anak asuh Shin Tae-yong yang telah menunjukkan mental mereka ketika berkompetisi di level senior.

Hasil ini sekaligus bakal menjadi evaluasi bagi Korea bagaimana mereka menentukan arah untuk sepak bola di masa mendatang.

"Keberhasilan Shin Tae-yong dan Timnas Indonesia memberikan pertimbangan mengenai arah yang harus diambil Korea di masa depan," tutup artikel tersebut.

Korea Selatan secara ironis tersingkir dari Piala ASia U23 sekaligus gagal melaju ke Olimpiade untuk ke-10 kalinya secara berturut-turut.

(Tribunnews.com/Sina)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas