Kesetiaan Jamie Vardy Bersama Leicester City, dari Anonimitas Non-Liga hingga Bintang Liga Inggris
Perjalanan Jamie Vardy dari anonimitas non-liga menjadi bintang Liga Inggris.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Jamie Vardy menjalani musim demi musim bersama Leicester City bak roller coaster, naik turun. Layaknya legenda sepak bola Italia, Gianluigi Buffon bersama Juventus.
Pada musim panas 2012, Jamie Vardy bergabung dengan Leicester City dari Fleetwood dengan mahar 1,24 juta pounds berdasarkan data Transfermarkt.
Kala itu, Leicester City masih bermain di divisi kedua Liga Inggris EPL, divisi Championship.
Dua musim berlalu, Jamie Vardy turut membantu Leicester City promosi ke kasta tertinggi, yakni English Premier League.
Leicester City ketika itu keluar sebagai pemuncak klasemen Championship ditemani Burnley yang berada di peringkat 2.
Satu tahun setelah promosi, Leicester yang belum konsisten hampir kembali ke Championship.
Tim berjuluk The Foxes finis di peringkat 14 dan hanya terpaut 6 poin dengan tim yang terdegradasi, Hull City.
Tapi pada musim berikutnya ketika di bawah kepemimpinan Claudio Ranieri, Leicester City melesat.
Musim 2015/2016 mungkin satu di antara musim terindah bagi Leicester City dan Jamie Vardy.
Baca juga: Ada Jamie Vardy di Balik Promosi The Foxes Leicester City
The Foxes keluar sebagai kampiun Liga Inggris, dan Jamie Vardy hampir saja meraih sepatu emas EPL dengan koleksi 24 gol selama satu musim.
Torehan itu hanya terpaut satu angka dengan Harry Kane yang akhirnya menerima sepatu emas atau top skor Liga Inggris.
Konsistensi Jamie Vardy mencetak gol tak berkurang, setidaknya dua digit dia hasilkan dalam satu musim bersama Leicester.
Puncaknya, dia meraih sepatu emas Liga Inggris pada musim 2019/2020 setelah keluar sebagai pencetak gol terbanyak dengan koleksi 23 gol.
Pada tahun 2021, Jamie Vardy meraih 2 gelar juara domestik, yakni Piala FA setelah mengalahkan Chelsea di partai final dan meraih Community Shield dengan menumbangkan Manchester City.
Keduanya dilalui The Foxes dengan kemenangan tipis 1-0.
Tapi sayang, dua musim berselang nasib Jamie Vardy bersama Leicester kepalang apes, mereka harus degradasi ke Championship.
Leicester City menempati peringkat 18 dan gagal bersaing dari Everton, Nottingham, dan Bournemouth.
Leicester City yang bergonta-ganti kepala pelatih kala itu turun ke divisi kedua bersama Leeds United dan Southampton.
Di saat degradasi, tak sedikit pemain Leicester yang pindah haluan karena tawaran dari tim kasta teratas.
James Maddison dan Tielsmann yang merupakan pemain kunci The Foxes memilih bergabung dengan Tottenham dan Aston Villa. Sedangkan Jamie Vardy yang sudah tidak muda lagi tak banyak klub yang menginginkannya.
Usianya ketika itu sudah 36 tahun.
Dia memilih bertahan dengan Leicester City mengarungi Championship.
Hasilnya, Jamie Vardy yang hampir tak pernah absen di pertandingan Leicester menghasilkan 18 gol dan 2 assist dalam 34 pertandingan.
Leicester City kini telah memastikan diri sebagai juara Championship 2023/2024. Di sisa satu pertandingan musim ini, Leicester City unggul 3 angka dari Ipswich Town dan 7 poin dari Leeds United.
Kontrak penyerang asal Inggris itu akan berakhir pada musim panas 2024, artinya Jamie Vardy akan bebas transfer setelah itu.
Menurut laporan Caought Offside melansir beberapa sumber, saat ini klub tengah berdiskusi terkait masa depan Jamie Vardy di King Power Stadium.
Ada laporan yang menyebutkan kontrak Jamie Vardy akan diperpanjang untuk satu musim ke depan saat Leicester bersaing di Liga Inggris.
Perjalanan Jamie Vardy dari anonimitas non-liga menjadi bintang Liga Inggris sungguh menarik.
Berlatar belakang kariernya dari Fleetwood hingga menjadi incaran dari berbagai klub elit dunia, Jamie Vardy memilih bertahan dan dianggap sebagai satu diantara legenda Leicester City.
Pada akhir pekan ini melawan Blacburn Rovers, selain perayaan keberhasilan Leicester, publik rencananya akan memberikan penghormatan untuk Jamie Vardy.
(Tribunnews.com/Sina)