TRIBUNNEWS.COM - Kasus penyiraman air keras ke pemain Timnas Malaysia yang bernama Faisal Halim terus berkembang.

Kepolisian Selangor melakukan penemuan terbaru melalui CCTV di sekitaran lokasi kejadian.

Terlihat, pelaku penyiraman air keras sempat menyetuh beberapa tempat sehingga meninggalkan sidik jari.

Lantas setelah itu pihak kepolisian mengekstrak sidik jari dari pelaku yang telah ditinggalkan.

"Kita sudah ekstrak beberapa cap jari yang ditinggalkan di sekitar lokasi kejadian," ujar Datuk Seri Shuhaily Mohd Zain dilansir melalui Harian Metro.

"Saat ini kami masih menuggu analisa dan sekiranya memberikan gambaran yang positif terhadap sosok yang dicurigai."

Adapun untuk wajah sang pelaku tidak diketahui secara gamblang.

Pasalnya dari penglihatan CCTV, pelaku penyiraman air keras menggunakan masker dan topi.

Namun pihak kepolisian telah mengindikasikan beberapa atribut dari terduga pelaku. Salah satunya pelaku dicurigai berusia sekitar 30 tahun.

"Sulit dikenali, karena tersangka memakai topi," kata Zain.

"Lalu CCTV juga tidak menjurus ke arah wajah suspek."

Baca juga: Update Terkini Kondisi Faisal Halim, Jalani Pengobatan Skin Allograft dari Belgia

Sebelumnya terdapat nasib malang yang diterima oleh Faisal Halim.

Pemain yang dijuluki sebagai Cristiano Ronaldo-nya Timnas Malaysia ini mendapatkan penyerangan air keras dari oknum yang tak dikenal, Minggu (5/5/2024).

Kronologi singkat kejadian bermula ketika Faisal Halim menghabiskan waktu waktu libur bersama keluarga di sebuah pusat perbelanjaan Kota Demansara, Selangor.

Penyiraman air keras terjadi selepas Faisal Halim menaiki wahana hiburan go-kart.

Setelah kejadian, potret dari Faisal Halim viral di sosial media Malaysia.

Hingga akhirnya korban dari insiden penyiraman air keras tersebut terkonfirmasi sebagai Faisal Halim.

Adapun selain Faisal Halim terdapat juga teror yang terjadi kepada dua pemain Timnas Malaysia lainnya.

Insiden tersebut terjadi secara berdekatan hingga menyebabkan tanda tanya.

Pertama kejadian dari Akhyar Rashid terjadi paling awal yakni, Kamis (2/5/2024) minggu lalu.

Pemain bek-kiri Timnas Malaysia itu mengalami pencopetan yang juga diwarnai penondongan setelah turun dari kereta (sejenis MRT) di sekitar Kota Kuala Terengganu.

Atas tragedi itu, Akhyar Rashid kehilangan dompet hingga telepone genggamnya.

Tak cukup di situ, Akhyar Rashid juga mendapatkan perwatan karena pelaku juga memberikan pukulan dengan benda tumpul ke area kepala.

Lalu yang terbaru ialah teror yang menimpa Safiq Rahim.

Rekan satu klub Jordi Amat tersebut diteror oleh Orang Tak Dikenal (OTK) saat berada di sekitaran markas latihan Johor Darul Ta'zim (JDT), Selasa (9/5/2024) malam waktu setempat.

Dilansir melalui Makanbola, kronologi kejadian bermula ketika Safiq Rahim selesai mengambil sebuah barang di markas latihan JDT.

Tiba-tiba dua OTK menggunakan satu sepada motor datang menghampirinya.

Pelaku yang membonceng akhirnya melayakangkan pukulan dengan benda tumpul ke area kaca mobil bagian belakang dari Safiq Rahim.

Tak cukup di situ, pelaku juga sempat berhenti tepat di depan mobil dan menodongkan senjatanya.

Atas kejadian itu, kaca mobil dari Safiq Rahim pecah.

Kepolisian Buka Suara

Diwakili Direktur Reserse Kriminal Bukit Aman, Datuk Seri Mohd Shuhaily Mohd Zain, Kepolisian Malaysia (PDRM) menilai adanya kesamaan skema penyerangan Faisal Halim, Akhyar Rashid, dan Safiq Rahim.

Seperti yang dikutip Tribunnews.com dari Astro Awani, hal tersebut diungkapkan Mohd Zain dalam sebuah konferensi pers khusus di Bukit Aman pada hari Rabu (8/5/2024) ini.

“Penyelidikan polisi mengidentifikasi adanya kesamaan modus operandi yang digunakan, yakni melibatkan dua orang, dan korban sama-sama diikuti sebelum penyerangan dilakukan." terang Mohd Zain.

"Dalam hal ini, saya ingin mengingatkan bagi para pemain timnas dan liga, jika Anda melihat sesuatu yang tidak lazim,  segera ambil langkah berjaga-jaga," ungkapnya.

Mengomentari lebih lanjut, Mohd Zain mengatakan polisi menemukan pola serangan yang berlaku setiap dua hari.

"Serangan kedua berlaku dua hari selepas serangan pertama. Begitu juga dengan serangan ketiga yang berlaku dua hari selepas serangan kedua."

"Itu adalah 'pola' yang dapat kita lihat dan kami berharap ini adalah yang terakhir. Polis akan melakukan segala yang diperlukan untuk menjejaki pihak yang menyerang ketiga pemain kebangsaan ini," tegasnya.

(Tribunnews.com/Bobby Wiratama/Bayu Panegak)