Peringkat Kedua Bukan Hal Jelek usai Laga Torino vs AC Milan Berakhir dengan Skor 1-3

TRIBUNNEWS.COM- AC Milan kalah 1-3 dari tim papan tengah Torino pada pekan ke-37 Serie A di Stadion Olimpico Grande Torino, Turin, Minggu (19/5) dini hari.

Itu jadi hasil mengecewakan lainnya bagi juara Eropa tujuh kali yang akan finis kedua dalam klasemen di belakang rival lokalnya, Inter.

Namun, menurut pelatih Milan, Stefano Pioli, peringkat dua di Serie A bukanlah hal jelek.

Dia mengingatkan mereka tentang kemajuan sejak ia mengambil alih lima tahun lalu. "Lalu, orang-orang bertingkah seolah-olah tempat kedua sekarang tiba-tiba jelek," ujarnya kesal.

Sang pelatih terikat kontrak hingga Juni 2025, namun sudah berbulan-bulan diketahui ia akan dipecat pada akhir musim. Pencarian penggantinya berlarut-larut melalui media dan muncul di halaman depan setiap hari. Dan Pioli mengakui frustrasi dengan situasi tersebut.

“Ini adalah musim yang bagus, kami adalah tim ‘normal’ terbaik di belakang tim Inter yang melakukan sesuatu yang luar biasa,” kata Pioli kepada DAZN.

“Penyesalan kami ada di Liga Champions dan Liga Europa, tapi seperti itulah turnamen-turnamen itu, jika Anda tidak mengambil kesempatan pada saat itu, Anda bisa tersingkir," tuturnya.

“Lihat saja Borussia Dortmund, yang finis 25 poin di belakang Bayer Leverkusen di Bundesliga, namun akan bermain di Final Liga Champions,” katanya memberi alasan.

Di laga kemarin, Milan berada di bawah tekanan Torino yang mendominasi di babak pertama. Tuan rumah memimpin melalui sundulan Duvan Zapata ke sudut bawah pada menit ke-26, dan Ivan Ilic menggandakan keunggulan dengan sundulan sebelum turun minum.

Mantan pemain Milan, Ricardo Rodriguez hanya membutuhkan waktu 18 detik untuk melepaskan tembakan keras kaki kiri dari jarak jauh ke sudut atas gawang untuk mencetak gol ketiga Torino.

Milan mencetak gol hiburan di menit ke-55 lewat tendangan penalti Ismael Bennacer, setelah terjadi pelanggaran terhadap Christian Pulisic. Skor pun berakhir 3-1.

Di laga terakhir nanti, Milan akan ditantang tim juru kunci, Salernitana. Sedang Bologna yang saat ini di peringkat sembilan akan menantang Atalanta yang sudah memegang tiket Liga Champions musim depan.

Pioli sendiri menukangi Milan sejak Oktober 2019 dan membawa mereka meraih Scudetto yang sama sekali tidak terduga pada tahun 2022. Di tahun itu juga, dia juga dinobatkan sebagai Pelatih Terbaik.

Musim lalu, dia membawa Rossoneri ke semifinal Liga Champions, kalah dari rival sekota Inter, dan musim ini sudah mengamankan posisi kedua di Serie A.

“Selama beberapa tahun ini, kami meningkatkan ekspektasi semua orang dan sekarang orang-orang menganggap posisi kedua tiba-tiba jelek. Anda tahu betul bahwa bukan itu masalahnya. Hanya satu tim yang bisa menang,” katanya.

Meski tampaknya akan keluar, Pioli telah membuat tato simbol Scudetto di lengannya.

“Ini tetap ada. Sejujurnya, saya ingin menunggu hingga minggu depan untuk menyimpulkan pengalaman saya, tapi saya rasa saya bisa mengatakan satu hal. Saya mengevaluasi pekerjaan saya berdasarkan kondisi di mana saya menemukan tim, dan kemudian menilainya lagi ketika saya keluar," katanya.

“Saya tiba bersama Milan dalam satu situasi, dan saya pergi – jika saya pergi – bersama Milan dalam situasi yang berbeda. Selebihnya hanya banyak pembicaraan, tapi sejauh ini belum ada aksi yang nyata," ujarnya.

Dalam empat musim penuhnya di klub, Pioli membawa Milan finis di Serie A dengan dua peringkat kedua, satu Scudetto, dan keempat pada 2022-23.

Sebelum ia mengambil alih jabatan pelatih, terakhir kali Milan menempati posisi kedua adalah pada musim 2011-12, dan gelar terakhir mereka diraih pada musim 2010-11.

(Tribunnews/den)