Atalanta vs Leverkusen Final Liga Eropa, Ambisi La Dea Buyarkan Rekor 51 Tidak Terkalahkan Werkself
Jadwal Atalanta vs Leverkusen final Liga Eropa malam ini berlangsung pukul 02.00 WIB. Pertaruhan gengsi Gian Piero Gasperini dan Xabi Alonso.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Final Liga Eropa malam ini antara Atalanta vs Bayer Leverkusen menarik untuk disaksikan. Dua tim yang memainkan formasi serupa namun dengan gaya main yang berbeda.
Ketangguhan pertahanan La Dea -julukan Atalanta- bakal diuji dengan kegarangan lini depan Werkself -julukan Leverkusen-. Pertandingan tersebut akan berlangsung di Aviva Stadium, Irlandia pada Kamis (23/5/2024) pukul 02.00 WIB.
Atalanta dan Leverkusen sama-sama memainkan formasi 3-4-3. Tim asuhan Gian Piero Gasperini terlihat lebih mengandalkan kekuatan fisik dan kekuatan dalam memberikan tekanan dari pemainnya.
Sementara tim besutan Xabi Alonso memiliki keahlian dalam kombinasi atau transisi yang cepat dan kecepatan dari pemain yang dia miliki.
"Ini akan menjadi final yang menarik," ucap reporter Leverkusen, Matthias Rotters, dikutip dari laman resmi UEFA.
Dongeng Leverkusen
Pekan lalu, Leverkusen memastikan gelar Bundesliga setelah mengalahkan Augsburg 2-1. Kemenangan itu menasbihkan tim Xabi Alonso dengan gelan Invincibles karena tidak pernah kalah dalam satu musim kompetisi Bundesliga.
Leverkusen tergabung dengan Arsenal (2003/2004) dan Juventus (2011/2012) yang pernah mengalami momen serupa di liga Inggris dan Liga Italia.
Kemenangan atas Augsburg menjadi laga ke-51 Leverkusen tidak terkalahkan di semua kompetisi.
Tidak ada tim selain mereka yang mampu mencapai hal itu di lima top liga di Eropa.
Baca juga: 180 Menit Menuju Sejarah Abadi, Xabi Alonso Segera Tamatkan Sepak Bola Dunia di Leverkusen
Kehadiran Xabi Alonso seakan merubah kutukan Leverkusen yang terjadi pada musim 2001/2002 silam di mana mereka kehilangan 3 gelar hanya dalam tempo 11 hari.
Julukan Neverkusen pun melekat pada Leverkusen sejak saat itu kehilangan gelar Bundesliga, Liga Champions, dan DFB Pokal.
Musim ini, semuanya berbalik dan berpeluang menghasilkan sejarah yang luar biasa. Tidak ada satu tim pun yang belum pernah mencapai tonggak sejarah tersebut.
Yakni memenangkan treble winner dengan predikat Invincibles alias tidak terkalahkan.
Jika berhasil mengalahkan Atalanta dan menjuarai Liga Eropa, Leverkusen tinggal menatap satu gelar lagi akhir pekan ini, DFB Pokal menghadapi FCK Kaiserslautern (26/5).
Xabi Alonso merubah Leverkusen hanya dalam tempo satu setengah musim sejak kehadirannya di pertengahan musim lalu.
Pada musim ini, dia menggemparkan Liga Eropa dengan gaya sepak bolanya yang progresif dan berbasis penguasaan bola.
Total ada 6.622 umpan sukses yang dilakukan Leverkusen hingga fase final Liga Eropa. Capaian itu membuat mereka berada di posisi kedua setelah Sevilla pada musim 2019/2020 dengan mencatatkan 6.971 umpan sukses dan berakhir juara, menurut beIN Sports.
Akurasi umpan pemain Leverkusen mencapai 89,5 persen dan menjadi yang tertinggi kedua dalam sejarah Liga Eropa setelah Nice (2017/2018) dengan angka 90 persen.
Sementara keberhasilan umpan-umpan pendek Leverkusen mencapai 94,3 persen, angka terbaik yang pernah dicatatkan oleh sebuah klub di Liga Eropa.
Final Keempat Atalanta
Belum ada yang berhasil mengalahkan Leverkusen dalam 51 pertandingan. Florian Wirtz dan kolega hampir kalah saat melawan Roma, namun mereka berhasil menyamakan kedudukan dan memaksa laga imbang hingga peluit akhir dibunyikan.
Leverkusen adalah tim yang berbahaya ketika memasuki menit-menit akhir pertandingan, waktu krusial dalam 10 menit akhir waktu normal dan injury time babak kedua.
Di Liga Eropa, Leverkusen setidaknya sudah menghasilkan 6 gol saat pertandingan memasuki menit 90.
Mentalitas anak asuh Xabi Alonso telah terbentuk dengan baik dan kini mereka akan menghadapi tim yang kurang beruntung ketika bermain di laga final.
Selama dibesut Gian Piero Gasperini, Atalanta setidaknya sudah mencicipi 3 partai final, dan kali ini adalah yang terbesar dalam sejarah klub.
Namun apesnya, Atalanta tidak pernah menang dalam 3 final tersebut, terbaru dikalahkan Juventus pada ajang Coppa Italia.
Atalanta yng memiliki karakter menyerang mengandalkan kekuatan fisik pemain di bawah asuhan Gasperini konsisten dalam empat musim terakhir.
Musim ini, La Dea juga tampil luar biasa ketika bermain tanpa bola atau menghadapi tekanan dari lawan.
La Dea rata-rata menghadapi 2,8 tembakan tepat sasaran per pertandingan di liga Eropa. Angka itu adalah yang terendah dari tim mana pun di turnamen musim ini.
Sementara Leverkusen menghadapi 4,1 per pertandingan.
Solidnya lini pertahanan Atalanta bakal diuji dengan garangnya permainan Leverkusen.
Beyer Leverkusen adalah tim yang melepaskan tembakan paling banyak di Liga Eropa dengan total 232 tembakan. Angka itu berada di bawah Chelsea yang mencatatkan 247 tembakan pada musim 2018/2019.
Namun, tidak ada yang tidak mungkin bagi Atalanta yang menghadapi rekor mentereng Leverkusen.
"Tidak ada tim yang tidak bisa dikalahkan," ucap pemain Atalanta, De Roon.
"Saat ini, Leverkusen tampak tidak terkalahkan tapi mungkin kamilah yang bisa mengubahnya."
"Kami harus percaya pada filosofi kami, memainkan sepak bola menyerang dan mencoba mengalahkan mereka."
"Anda jangan memenangkan trofi jika Anda tidak mengalahkan yang terbaik," tegasnya.
(Tribunnews.com/Sina)