Financial Control Liga 1, Klub Dijatah Rp 50 M Musim Depan, Denda Sebesar Nilai Pelanggaran
Financial control yang diterapkan PT LIB adalah untuk membatasi pengeluaran klub dalam periode satu musim.
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Implementasi Financial Control, Klub Liga 1 Dijatah 50 M Musim Depan, Denda Sebesar Nilai Pelanggaran
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk pertama kalinya menerapkan financial club untuk Liga 1 2024/24.
Financial control yang diterapkan PT LIB adalah untuk membatasi pengeluaran klub dalam periode satu musim.
Khusus musim depan, PT LIB memberi jatah 50 Miliar untuk setiap klub Liga 1.
"Ada cap, ada batasannya juga di dalam financial control tadi. Tahun ini kami cap 50 miliar, klub itu maksimal belanja pemain," ucap Ferry Paulus.
Ferry Paulus pun mengatakan jika klub tidak diperkenankan belanja pemain melebihi jumlah tersebut. Apabila melanggar, maka sanksi sudah disiapkan.
Mantan Presiden Persija Jakarta itu mengatakan jika klub yang melanggar akan didenda dengan jumlah yang sama.
Dana tersebut nantinya akan dibagikan ke klub-klub yang tidak melanggar financial control.
"Ya kena sanksi, misalnya dia (Klub) melebihi Rp 20 miliar, ya dia kena Rp 20 miliar sanksinya," ucap Ferry Paulus.
"Harus diberikan, bukan subsidi ke klub, bukan untuk PSSI, ya kami bagikan kepada klub yang tidak melanggar," sambungnya.
Financial Control Beda Dengan Salary Cap
Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus, mengatakan jika financial kontrol ini berbeda dengan salary cap yang diterapkan di Liga-liga luar negeri.
Singkatnya, kontrol finansial ini mencakup seluruh pengeluaran tim untuk belanja pemain dalam satu musim.
Financial control ini sendiri juga berkaitan dengan lisensi klub, yang saat ini menjadi fokus supaya kualitas Liga semakin meningkat.
"Pertama ini interaksi dan kaitannya dengan yang namanya club licensing. Di dalam club licensing ada satu aspek financial," kata Ferry Paulus.
"Nah financial inilah yang akan kami kontrol seberapa besar yang namanya revenue club dan seberapa besar expensesnya club. kesimbangan inilah yang akan kami kontrol," jelasnya.
Dalam praktiknya, Ferry Paulus, mengatakan sudah membentuk sebuah lembaga pengawas bernama Financial Control Body (FCB).
FCB nantinya berisikan PT LIB, PSSI dan audit independen.
Pengawasan oleh FCB ini diharapkan bisa mencegah terjadinya praktik kecurangan 'under table'.
"Nah, kalau hanya caps-nya saja, sementara tidak dikontrol secara finansial, mungkin nanti akan ada under table dan sebagainya. Oleh karena itu, kami masuk di dalam pendalaman financial control tadi," ujar Ferry.
"Di financial control body sendiri, ada unsur PSSI, ada unsur Liga, dan unsur akuntan publik yang independen. Sehingga asas fairness juga," paparnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.