Pendirian Pep Guardiola Goyah, Manchester City Batal Meratapi Nasib
Pep Guardiola mulai memberikan tanda-tanda betah menangani Manchester City lebih lama lagi setelah akan memasuki musim kesembilannya.
Penulis: Guruh Putra Tama
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, kembali mengungkapkan sudut pandangnya sebagai juru taktik The Citizens.
Kini, Guardiola mengisyaratkan betah menjadi pelatih Manchester City.
Padahal sebelumnya ia beberapa kali berujar mempertimbangkan mencari tantangan baru di klub lain.
Guardiola sendiri akan memasuki musim kesembilan bersama Manchester City.
Tak perlu diragukan lagi jumlah trofi yang ia catatkan bersama The Citizens.
Trofi Liga Champions yang menjadi idaman akhirnya berhasil digondol dua musim lalu.
Meski impian besarnya di sisi biru Manchester tercapai, Guardiola tak menyiratkan bosan.
Ia seperti menantang manajemen Manchester City untuk meneruskan pencapaian apik bersama dirinya.
Baca juga: Sempat Tergiur Uang Al Ittihad, Kevin De Bruyne Putuskan Bertahan di Manchester City
"Jika Anda mencintai apa yang Anda lakukan, mengapa Anda harus berhenti?" kata Guardiola dikutip dari Daily Mail.
"Saya masih menyukai, sama seperti ketika mereka pertama kali mengontrak saya."
"Jadi mari kita sambut musim baru nanti," jelasnya.
Meski demikian, penggemar Manchester City perlu mengingat hal lain.
Pep Guardiola pernah menegaskan ingin melatih sebuah tim nasional di satu titik dalam kariernya.
Menurutnya, ada kalanya mimpi seseorang tak bisa terwujud.
Ia merujuk pada dirinya sendiri saat masih menjadi pemain.
Bisa dibilang, kesempatan Pep berlaga di Piala Dunia dan Piala Eropa cukup terbatas sebagai seorang pemain.
Untuk itu, menjadi pelatih timnas di kawasan Eropa akan bisa membantu mewujudkan mimpinya.
Namun sekali lagi Pep juga menegaskan terkadang mimpi seseorang tak bisa terwujud sebagaimana yang diinginkan.
"Dalam hidup, kita semua bermimpi melakukan hal apa saja di masa depan, tetapi hal itu belum tentu terjadi," papar Pep Guardiola.
"Saya ingin bermain di Piala Dunia dan Piala Eropa. Saya ingin merasakan situasi itu."
"Ketika saya melihat Piala Dunia, saya pikir saya ingin berada di sana."
"Saya hanya punya satu kesempatan saat menjadi pemain."
"Dalam 8, 12, 14 tahun lagi mungkin itu bisa terjadi. Itu sebuah mimpi yang saya miliki sebagai seorang pelatih dan orang biasa."
"Mungkin saja itu terwujud, mungkin juga tidak," sambungnya.
(Tribunnews.com/Guruh)