Piala Presiden, Memajukan Industri Sepak Bola Indonesia dengan Sinergi: dari Fair Play, hingga UMKM
Faktor memajukan industri sepak bola dengan fairplay dan transparansi, untuk menciptakan ekosistem yang baik sehingga memberikan dampak positif.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM – “Mari kita sinergi yang baik.” Sepenggal kalimat itu terlontar dari mulut Ketua Steering Committee Piala Presiden 2024, Maruarar Sirait pada suasana yang indah di Pracima Twin Pura Mangkunegara dalam acara Press Conference, Senin (29/7/2024) malam.
Ara, sapaan akrab Maruarar Sirait di hadapan publik serta KGPAA Mangkunegara X, Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo mengatakan, sepak bola Indonesia tidak sendiri dalam keberjalanannya, banyak pihak yang mendukung, termasuk para pengusaha yang siap bergotong royong demi memajukan sepak bola Tanah Air.
Tapi ada syaratnya, bermainlah dengan baik, tidak ada pengaturan skor, dan fairplay sehingga dapat memberikan prestasi.
"Jangan merasa sepak bola Indonesia itu sendiri, kami pengusaha juga tidak tinggal diam, kami juga siap bergotong royong selama teman-teman siap untuk bermain dengan baik, tidak ada pengaturan skor, dan prestasi yang bagus," ungkapnya.
Wujud dari ungkapan itu tergambarkan dalam turnamen pramusim sepak bola Indonesia yang bernama Piala Presiden. Piala Presiden merupakan ajang bagi klub-klub sepak bola Indonesia melakukan persiapan jelang kompetisi resmi bergulir.
Klub-klub yang berpartisipasi dalam turnamen itu mendapat banyak keuntungan dibandingkan tim yang menggelar persiapan mandiri. Penyelenggara membiayai seluruh fasilitas travel dan penginapan, match fee, hingga ada hadiah yang menggiurkan yang bisa didapatkan oleh tim pemenang.
Tahun 2024 ini yang diikuti oleh Persib Bandung, Persija Jakarta, Borneo FC, Bali United, Arema FC, PSM Makassar, Persis Solo, dan Madura United merupakan gelaran keenam secara konsisten dilakukan pasca-sanksi FIFA tahun 2015 atau sekitar 9 tahun lalu. Piala Presiden hanya absen pada tahun 2020 dan 2021 karena pandemi Covid-19, serta 2023 dengan adanya Tragedi Kanjuruhan.
Fairplay
Pada prakteknya, Piala Presiden sangat mengedepankan soal fairplay pertandingan.
Penyelenggara mencegah tindakan pengaturan skor yang bukan hal tabu dalam dunia olahraga apalagi sepak bola dengan menggandeng TNI dan Polri untuk mengawasi kinerja si pengadil lapangan, wasit yang memiliki peran sangat vital dalam pertandingan.
“Kalau mau menang, pilih pelatih, manajer, dan pemain yang bagus. Buat strategi dan latihan yang baik, bukan menyogok-nyogok wasit,” tegas Ara.
Apalagi saat ini sepak bola Indonesia sedang mengembangkan Video Assistant Referee (VAR). Sebuah perangkat yang bisa membantu wasit untuk memberikan keputusan terbaik dalam pertandingan, baik dalam mengeluarkan kartu dan menentukan gol. VAR juga digunakan dalam turnamen Piala Presiden demi menunjang fairplay pertandingan.
Pemandangan itu tergambarkan dalam salah satu pertandingan Piala Presiden yang mempertemukan Borneo FC vs Arema FC di partai final. Pada menit 85, Stefano Lilipaly kedapatan melakukan pelanggaran terhadap Wiliam. Kakinya naik hingga paha saat ingin merebut bola dari jangkauan Wiliam.
Sance Lawita, wasit yang memimpin pertandingan awalnya memberikan kartu kuning kepada Lilipaly. Namun setelah meninjau tayangan VAR di pinggir lapangan, ia merevisi keputusannya dan memberikan kartu merah kepada Lilipaly.
“After on field review, nomor 14 serious foul play, cancel yellow card change red card,” ucap Sance Lawita saat membacakan keputusannya setelah meninjau VAR. Lilipaly dan rekannya sempat melakukan protes terhadap Sance, namun pada akhirnya bisa menerima keputusan.
Momen krusial kembali terjadi pada injury time babak kedua di mana Arema FC sukses mencetak gol lewat sontekan Charles Lokolingoy. Tetapi sebelum proses gol Lokolingoy, dalam tayangan VAR yang ditinjau Sance ada handball yang dilakukan oleh Dedik Setiawan sehingga gol Charles dianulir wasit.
“After on field review, sebelum gol handball nomor 27 (Dedik Setiawan), final decision cancel goal,” ucap Sance dengan tegas.
Penggunaan VAR dalam sepak bola Indonesia merupakan sesuatu langkah maju yang baru pada era kepengurusan PSSI Erick Thohir. Pertama kali digunakan pada pertandingan final Elite Pro Academy (EPA) U-20 yang mempertemukan Persis Solo vs Persita Tangerang pada Maret 2024.
Kemudian kembali diterapkan pada Championship Series Liga 1 2023/2024, dan penggunaan di Piala Presiden sekaligus untuk memastikan kesiapan perangkat pertandingan dan alat VAR yang bakal diterapkan pada kompetisi resmi Liga 1 2024//2025. Sebuah langkah kemajuan untuk mendorong sepak bola Indonesia lebih baik dan fairplay.
Sikap fairplay juga tercermin dari suporter tuan rumah Piala Presiden yang memiliki rasa legawa, bisa menerima kekalahan tim kesayangan mereka ketika bermain di kandang.
Mulai dari Persib Bandung dan Bali United yang tidak lolos saat babak penyisihan grup, lalu disusul Persis Solo ketika tersisih dari Arema FC di babak semifinal Piala Presiden. Tidak ada kericuhan dan keributan yang terjadi, dan harapannya sikap ini bisa berlanjut pada kompetisi resmi musim 2024/2025 agar larangan away suporter tim tamu bisa dicabut.
Kepahitan itu pernah dirasakan oleh suporter Borneo FC, di mana mereka menerima kekalahan meskipun tim kesayangan mereka kalah dalam laga final Piala Presiden yang berlangsung di Stadion Segiri (tahun 2022). Hingga yang terbaru, Borneo FC pun kembali menerima kekalahan dari Arama FC pada laga final.
"Soal menerima kekalahan, kami sudah sering merasakan hal itu, bahkan final tahun 2022 di Samarinda, di kendang. Alhamdulillah di Samarinda kami tidak ada rusuh tidak ada rebut, kami legowo, kami menerimanya dengan lapang dada," ucap Rio, Capo Pusamania kepada Tribunnews.
"Ayo kita sama-sama menjunjung tinggi persaudaraan, 90 menit okelah kita saling psywar saling ejek-ejekan tapi itu hanya 90 menit. Lepas dari itu kita bersaudara, satu Indonesia. Bila semua supporter bisa bersatu semoga untuk larangan away bisa dicabut oleh FIFA," sambungnya.
Industri Sepak Bola
Selain fairplay, sistem yang dibangun dalam turnamen Piala Presiden adalah industri sepak bola. Itu artinya sebagai sebuah event mampu menguntungkan semua pihak yang terlibat.
Mulai dari klub partisipan yang terdiri dari pemain, pelatih, dan tim ofisial, panitia pelaksanaan pertandingan, hingga penikmat sepak bola sebagai sebuah tontonan hiburan rakyat. Tidak lupa dalam kelangsungannya juga melibatkan para sponsor dan UMKM.
Semua aspek tersebut memiliki benang merah yang saling berhubungan dan menguntungkan.
Ara mencontohkan, Piala Presiden diselenggarakan tidak menggunakan uang negara, APBN, dan sponsor dari BUMN. Keuangan Piala Presiden berasal dari pihak swasta yang bersedia menjadi sponsor.
“Kita tidak pernah pakai uang negara, tidak pernah pakai APBN, tidak pernah pakai sponsor BUMN. Terbukti kita bisa membangun industri olahraga yang dibangun bukan dengan keuangan negara tetapi dari swasta 100 persen,” beber Ara.
Bagian Keuangan Piala Presiden, Vincentius Dominic mengungkapkan, sponsor Piala Presiden 2024 adalah yang terbesar dalam Sejarah. Pemasukan awalnya sebesar Rp48 miliar, lalu bertambah sebesar Rp30 miliar saat memasuki babak semifinal, dan semua itu berasal dari pihak swasta.
“Sponsor yang terkumpul hingga 29 Juli sebesar Rp78 miliar dan ini saya rasa yang terbesar dari sejak Piala Presiden pertama bergulir yaitu tahun 2015,” ungkap Dominic.
Sponsor dengan dukungan terbesar adalah dari pihak broadcasting, yakni Indosiar sebesar Rp18 miliar, kemudian dari PT Adaro Indonesia, PT Barito Pacific, Sinarmas Grup, Astra Financial Grup, PT Kukuh bagian dari Sedayu Grup, dan Indofood yang masing-masing memberikan suntikan dana sebesar Rp10 miliar.
Jumlah sponsor yang masuk tidak hanya berhenti di situ, pada 31 Juli, ada tambahan Rp1 miliar dari PT Indika Energy sehingga total sponsor pada Piala Presiden 2024 sebesar Rp79 miliar.
“Berkat dukungan dari pihak sponsor swasta ini, kita akan diaudit secara internasional oleh Pricewaterhouse Coopers (PWC) yang nanti hasil laporannya akan dipublish ke publik,” kata Dominic.
“Jadi Piala Presiden ini menjadi contoh bagaimana suatu turnamen diselenggarakan dengan mandiri, professional, akuntable, dan bertanggung jawab baik kepada pihak sponsor maupun ke pecinta sepak bola Indonesia,” sambungnya.
“Piala Presiden ini adalah kepercayaan,” tambahnya.
Dominic juga tak sungkan membeberkan informasi soal pendapatan yang diterima klub hingga babak semifinal Piala Presiden 2024. Mulai dari match fee, biaya perjalanan, dan penginapan. Untuk diketahui match fee untuk tim menang mendapatkan Rp350 juta, imbang Rp250 juta, dan yang kalah dapat Rp150 juta. Kota yang mendapat amanat untuk menjadi tuan rumah, yakni Bandung, Bali, dan Solo mendapatkan subsidi sebesar Rp1,5 miliar.
Borneo FC, tim yang juara Grup A dengan rincian 2 kali menang dan sekali imbang menghasilkan Rp 1.673.750.000, lalu Persis Solo sebagai runner-up meraup pemasukan sebesar Rp 1.455.750.000.
Arema FC dari juara Grup B mendapatkan Rp1.506.000.000 dan Persija sebesar Rp 1.436.500.000 hingga babak semifinal Piala Presiden 2024.
“Untuk match fee serta travel subsidi kepada semua peserta klub sampai dengan saat ini semua sudah terealisasi dan tidak ada yang kami tahan-tahan, semuanya transparan,” beber Dominic.
Pengumuman itu langsung dikonfirmasi oleh manajer, media officer, dan pemain dari klub di atas saat acara di Pracima Twin Mangkunegaran.
Manajer Arema FC, Wibi Dwi Andreas mengungkapkan, soal pencairan match fee Piala Presiden dilakukan sesuai regulasi.
“Sesuai regulasi Piala Presiden, setelah pertandingan besoknya. Mantap,” kata Wibi sambil tersenyum saat dikonfirmasi Tribunnews pada Jumat (2/8/2024)
“Terima kasih kepada penyelenggara karena telah mengundnag kita ikut Piala Presiden. Kita bisa mencoba para pemain untuk kompetisi resmi Liga 1,” tambahnya.
Farid Abubakar, Manajer Borneo FC melihat sisi positif turnamen ini bisa memberikan income yang berarti untuk klub. Pemasukan dari turnamen Piala Presiden bisa digunakan sebagai operasional Borneo FC.
“Kita tidak keluar uang di sini karena kita dapat match fee, transport, semua kita dapat,” kata Farid soal Piala Presiden.
“Alhamdulillah kita bisa masuk final yang pastinya ada hadiah. Entah itu juara 1 atau 2, itu bagus buat kita bayar gaji pemain, dp kontrak pemain, dan sebagainya,” tambah Farid.
Untuk diketahui, juara Piala Presiden 2024 mendapatkan hadiah sebesar Rp 5.250.000.000, lalu tim peringkat kedua Rp 2.750.000.000, ketiga Rp 1.750.000.000, dan keempat 1.250.000.000. Masing-masing peringkat mengalami kenaikan sebesar Rp 250 juta seiring jumlah sponsor yang masuk hingga semifinal.
Sokong UMKM dan Hiburan Rakyat
Sebelum pertandingan semifinal Piala Presiden Borneo FC vs Persija dan Persis Solo vs Arema FC, Maruarar Sirait mengelilingi stand UMKM dan sponsor yang ada di area Stadion Manahan. Pria berdarah Batak itu ingin memastikan pesan Presiden Joko Widodo soal tumbuh kembang UMKM dalam turnamen ini berjalan dengan baik.
Jadi, tidak hanya ajang sepak bolanya saja yang berjalan, tetapi juga roda kehidupan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan ini berlaku di setiap daerah penyelenggaraan Piala Presiden. Mudai dari Bandung, Bali, dan Solo.
“Saya rasa kita harus bermanfaat bagi orang lain. Saya senang bisa menjalankan arahan dari pak Jokowi, UMKM harus Bahagia, happy dagangannya makin laku karena Piala Presiden 2024,” kata Ara kepada awak media di Stadion Manahan, Solo pada Rabu (31/7/2024).
“Saya datang ke beberapa stand sponsor dan UMKM, saya lihat, saya beli, dan saya senang ini win-win solution. Jadi mereka mendapat keuntungan dan marketingnya jalan. Itulah industry olahraga karena tidak menggunakan APBN dan BUMN,” jelasnya.
Pada kesempatan yang berbeda di Pracima Twin Mangkunegara, sejumlah UMKM khususnya kuliner juga diundang dan membuka stand mereka untuk menjamu para tamu press conference yang hadir.
Kehadiran mereka disambut senang oleh Kanjeng Gusti Bhre yang menurutnya sebuah kolaborasi yang baik antar-generasi dari pelaku UMKM legendaris Kota Solo hingga yang kekinian.
“Malam ini berkumpul UMKM yang diundang, ada yang legend, udah lama dan tua di Solo, ada yang baru juga, jadi kombinasi dari dua generasi yang menyenangkan dan ini spirit yang saya rasa juga dibawa dari teman-teman yang menyelenggarakan Piala Presiden,” ungkap Kanjeng Gusti Bhre pada Jumat (2/8/2024).
“UMKM bisa masuk dan kita nikmati dalam keraton sungguh luar biasa, semoga UMKM semakin maju,” harapnya.
Upaya itu dilakukan agar euforia Piala Presiden bisa dirasakan oleh berbagai elemen di Kota Solo dan yang paling menarik ketika sepak bola ditujukan kepada mereka yang mungkin belum pernah menonton secara langsung di stadion. Tidak sedikit dari mereka yang belum memiliki kesempatan ‘nribun’ istilah kerennya untuk menyaksikan pertandingan sepak bola secara langsung di stadion.
Penyelenggara Piala Presiden membagikan tiket gratis, termasuk laga final pada Minggu (4/8/2024) kepada Sekolah Sepak Bola (SSB), Kelas Khusus Olahraga (KKO), Sekolah Menengah Pertama (SMP), anak-anak Yatim Piatu, hingga Pondok Pesantren.
Amron, salah seorang dari perwakilan Pondok Pesantren Al Quraniy Az Zayadiy Sukoharjo, mengungkapkan kegembiraannya mendapat kesempatan untuk menyaksikan pertandingan sepak bola secara langsung di stadion.
Selama ini, saat penyelenggaraan Piala Presiden, ia bersama teman-teman guru dan murid hanya bisa menyaksikan pertandingan melalui siaran televisi atau koran yang ada di pondok. Namun, pada Minggu malam kemarin suasana baru dan haru menyelimuti perasaan mereka.
“Kami diundang untuk menyaksikan pertandingan Piala Presiden. Yang jelas ini menjadi pengalaman bagi kami yang selama ini belum pernah ‘nribun’ kemudian kita ‘nribun’,” ungkap Amron saat ditemui Tribunnews, Minggu (4/8/2024) sore di Stadion Manahan.
“Tentu ini menjadi pengalaman baik untuk kami dan ini baru pertama kalinya kami ke Stadion Manahan yang dari SMP Az Zayadiy.”
“Kami sangat senang dan bersyukur bisa mendapatkan kesempatan ini, bisa melihat kemegahan Piala Presiden yang selama ini kami saksikan lewat televisi. Sehingga masuk ke Stadion Manahan sangat luar biasa sekali,” jelasnya sambil tersenyum.
Tidak banyak momen seperti ini terjadi dari turnamen atau kompetisi sepak bola lokal, sepeti Liga 1 karena untuk bisa menonton pertandingan di stadion harus membeli tiket terlebih dahulu.
Kegembiraan juga ditunjukkan oleh Joko Susilo, orang tua dari salah seorang pemain tim SSB Putri U12 Surakarta yang tampil dalam penutupan Piala Presiden 2024 melawan kakak-kakak mereka dari Timnas Putri Indonesia.
Bagi Joko, laga yang dimainkan anaknya adalah sebuah momen yang berharga. Apalagi pada kesempatan itu anaknya mampu mencetak gol.
“Saya nonton Piala Presiden 2024 di Stadion Manahan untuk mengantarkan anak kami yang kebetulan tergabung dengan tim Putri Surakarta untuk bertandingan melawan Timnas Putri Indonesia di penutupan Piala Presiden,” ungkap Joko Susilo kepada Tribunnews.
“Sebagai orang tua saya terharu dan bangga. Apalagi tadi yang mencetak gol kebetulan putri saya sendiri. Bahagia yang tidak bisa diungkapkan. Anugrah bagi kami bisa menyaksikan putri kami bertandingan melawan kakak-kakanya di timnas Putri Indonesia,” tambahnya.
Joko berharap, pada tahun yang akan datang ada liga sepak bola putri di Indonesia dan dapat bersaing di level nasional maupun internasional.
Dengan begini, berbagai misi yang diusung Piala Presiden untuk eksamen industri sepak bola Indonesia rasanya sudah berada dalam jalur yang benar dan butuh komitmen yang kuat agar bisa konsisten di setiap musim kompetisi. Tentunya, ekosistem yang sudah terbentuk sedemikian baiknya penting untuk dijaga dan dikembangkan demi sepak bola Indonesia yang lebih baik, dan baik lagi.
Kemajuan industri sepak bola Indonesia tidak bisa dijalankan hanya dari satu pihak, baik atas maupun bawah, melainkan semua elemen yang harus bersinergi. Mulai dari Induk Organisasi Sepak Bola seluruh Indonesia (PSSI) dengan pemerintahan, pihak swasta, sponsor, pelaku industri itu sendiri, hingga masyarakat luas sebagai penikmat hiburan sepak bola.
Harapannya, dengan konsistensi Piala Presiden mampu meningkatkan dan mengembangkan industri sepak bola Indonesia. Tidak hanya itu, ajang yang kerap menjadi wadah pemain muda tampil ini bisa menjadi sarana terciptanya bibit-bibit pemain unggulan di masa depan dan prestasi untuk Indonesia.
“Ekosistem saat ini sudah luar biasa, sudah ada televisi, pemain, manajer, pelatih yang hebat, sponsor yang loyal,” kata Ara.
“Saya pikir ini bisa menjadi contoh yang baik, jangan cederai ekosistem yang sudah bagus ini. Kita punya Ketum PSSI yang hebat, pak Erick Thohir yang punya hubungan baik dengan FIFA dan kita punya Presiden Jokowi yang luar biasa dalam mendukung sepak bola Indonesia,” pungkasnya.
(Tribunnews.com/Sina)
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia