Bersih-bersih Erick Thohir di PSSI Berlanjut, Soroti Penonton Tanpa Tiket Indonesia vs Australia
Setelah ramai soal calo tiket, PSSI telah mengambil keputusan untuk menyerahkan pengamanan di area stadion ke pihak yang lebih profesional.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Upaya bersih-bersih yang dilakukan Ketua Umum PSSI Erick Thohir berlanjut, laga Timnas Indonesia vs Australia tak luput dari sorotan.
Duel antara Indonesia vs Australia yang berakhir imbang 0-0 di Stadion Gelora Bung Karno itu menuai sorotan mengenai kehadiran penonton.
Setidaknya ada 70.059 penonton yang datang langsung ke stadion untuk menyaksikan laga Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 itu.
Namun rupanya, tidak semua penonton yang hadir memiliki tiket. PSSI mengidentifikasi adanya penonton yang masuk ke stadion tanpa tiket.
Anggota Komite Eksekutif PSSI Arya Sinulingga mengungkapkan, PSSI telah melakukan evaluasi perihal penoton yang masuk tanpa tiket ini.
"Ini sekitar pertengahan pertandingan kita lihat kok tiba-tiba ada beberapa titik itu yang sampai di tangga pun ada disisi, langsung kami meminta pihak keamanan untuk melihat dan mengecek melakukan penebalan keamanana di beberapa titik," kara Arya Sinulingga melalui unggahan video di Instagramnya.
Pihaknya memperingatkan kepada siapa aja termasuk di internal PSSI agar tidak bermain-main dan memanfaatkan situasi yang ada untuk mencari keuntungan.
Baca juga: Menpora Sudah Bicara ke PSSI soal Calo Tiket Timnas Indonesia Vs Australia di GBK
"Kami akan melakukan identifikasi dan investigasi untuk melihat lebih detail apakah ada orang dalam yang bermain."
"Pak ketum sudah meminta kita, kalau ada orang dalam yang bermain maka akan segera kita tindak karena ini sudah melanggar," terangnya.
Lebih lanjut, setelah kejadian tersebut PSSI telah mengambil keputusan untuk menyerahkan pengamanan di area stadion ke pihak yang lebih profesional.
"Hasil evaluasi singkat kemaren kami akan melakukan perubahan total manajemen keamanan khususnya untuk masuk ke dalam stadion."
"Kemarin sudah kita sepakati juga, untuk bulan November kami akan bekerja sama dengan crowd management yang profesional dalam menangani ini," terangnya.
Ia memastikan langkah ini diambil guna memberikan kenyamanan, keamanan serta keselamatan kepada semuai pihak yang hadir di stadion.
"Jadi kami sangat serius karena ini adalah keamanan, kenyamanan, keselamatan, itu harus kami jaga betul, maka tidak ada lagi ampun akan diambil alih dan akan dikoordinasikan ke orang-orang profesional," kata Arya.
Baca juga: Jay Idzes Beri Pesan Menyentuh Buat Suporter Timnas Indonesia: Kami Bermain untuk Kalian
"Dan mohon juga kalau pada bulan November nanti untuk pintu masuk akan lebih ketat, sedikit merepotkan tapi pasti untuk keamanan, kenyamanan dan keselamatan kita semua, jadi ini adalah pelajaran berharga untuk kita semua," tukasnya.
Seperti diketahui, Timnas Indonesia akan kembali bermain menjadi tuan rumah di kualifikasi Piala Dunia 2026 pada bulan November mendatang. Ada dua laga yang bakal digelar, yakni melawan Jepang dan Arab Saudi.
Sementara untuk bulan depan pada Oktober, Indonesia akan bermain sebagai tim tamu, melawat ke Bahrain dan China.
43 Pegawai PSSI Kena PHK
Sebelumnya, PSSI telah melakukan upaya bersih-bersih di internalnya dengan memutus hubungan kerja 43 pegawainya.
Langkah itu menjadi bagian dari komitmennya melakukan bersih-bersih di sepakbola, terutama internal PSSI sendiri.
"Saat saya terpilih, saya ingin memperbaiki sepak bola Indonesia, ini amanah masyarakat dan stakeholder sepakbola, komitmen pembangunan sepakbola yang bersih dan prestasi," ujar Erick Thohir dalam acara launching Liga 2 di Jakarta, Selasa (3/9/2024), dikutip dari laman PSSI.
Ketua Umum PSSI ini menjelaskan, PHK itu dilakukan menyusul hasil audit internal yang dilakukan beberapa waktu lalu.
Dalam audit itu, diketahui adanya penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh pegawai, yakni memanfaatkan aset digital yang dimiliki PSSI.
Pegawai tersebut menggunakan foto-foto dokumentasi kegiatan Timnas untuk keperluan lain.
Baca juga: Arya Sinulingga Beberkan Alasan PHK 43 Karyawan PSSI
Lalu ada pula akun sosial media PSSI yang sudah di-monetize seperti YouTube, tapi pendapatan dari adsese-nya masuk ke rekening pribadi.
Erick menambahkan, dirinya tak mau intrik-intrik terjadi di PSSI di mana asset PSSI dikelola pribadi, kemudian ada juga kegiatan berupa cashback.
"Kita mau melakukan perbaikan secara menyeluruh, sekarang jantung nya PSSI, seluruh stakeholder sepakbola ingin sepakbola bersih dan prestasi. Tak mau polemik, kita akan jalan terus," jelasnya.
Erick akan terus fokus untuk melakukan bersih-bersih di Timnas Indonesia. Setelah itu bersih-bersih kompetisi khususnya Liga 1.
"PSSI adalah jantungnya sepakbola Indonesia, karena itu saya berusaha perbaiki. Bersama sekjen dan Exco kita melakukan perbaikan. Tidak mungkin PSSI tidak transparan."
"Dalam melepas sejumlah pegawai PSSI bukan bentuk arogansi, tetapi kita bawa perusahaan HR dan melakukan assessment melakukan interview satu-satu, sekjen ketemu pegawai," jelas Erick Thohir.
Bentuk Transformasi
Sebelumnya, anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga juga membenarkan kabar tersebut.
Ia menjelaskan salah satu alasan PSSI memecat sebanyak 43 karyawan karena ingin perubahan atau transformasi dalam struktur PSSI itu sendiri.
“Ini kita lagi melakukan transformasi di sepakbola itu tidak bisa hanya dari luar mau tidak mau juga terhadap organisasinya PSSI. Kami sudah minta konsultan untuk yang namanya kedepan PSSI harus bagaimana kemudian mereka melakukan kriteria-kriteria karena kita mau melangkah kedepan nih ke 2045,” kata Arya kepada wartawan, Senin (2/9/2024).
“Kesiapan organisasi kita bagaimana dan sebagainya, strukturnya ini maka dibutuhkanlah yang namanya perubahan di organisasi PSSI. Nah, perubahan ini dilakukan juga dengan melakukan kriteria dari masing-masing bagian yang dibutuhkan,” lanjut Arya.
“Setelah itu, berdasarkan data tersebut kami melakukan langkah evaluasi kemudian melakukan pemutusan hubungan kerja,” terangnya.
Lebih lanjut, Arya menceritakan pihaknya juga sudah menemui adanya karyawan yang bekerja tidak profesional.
Alasan-alasan tersebut lah yang jadi salah satu faktor PSSI ingin ada perubahan.
“Misalnyak kemarin ada karyawan kita yang dia pegang dokumentasi digital kita, dia itu malah membuat akun sendiri, memanfaatkan aset digital PSSI dimasukkan ke dalam akun tersebut. Bahkan dilakukan penjualan juga tuh terhadap akun-akun tersebut,” beber Arya.
“Kemudaian foto-foto kita dipakai oleh media lain tanpa sama sekali ada itu berasal dari PSSI tapi malah berasal dari orang tersebut, dan ketika ini kita bawa kepada pimpinannya dan kita bilang kau ini sudah pidana loh, sudah berhentikan saja, eh pimpinannya tidak melakukan pemberhentian. Inikan sudah keanehan kalau tidak diberhentikan,”
"Berikutnya lagi, akun sosmed kita ternyata di-monetize contoh di YouTube, tapi ternyata akun YouTube tersebut rekening adsense-nya itu dimasukkan ke rekening pribadi dan kemungkinan sih dananya tidak masuk ke PSSI,” ujar Arya.
(Tribunnews.com/Tio)