Pengamat: Wasit Ahmed Al-Kaf Tambah Extra Time dari 6 Menit Jadi 9 Menit Masih Sesuai Aturan
protes PSSI soal keputusan wasit Ahmed Al-Kaf akan sia-sia karena keputusan wasit membiarkan extra time hingga 9 menit dari 6 menit masih dalam aturan
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Pengamat: Keputusan Wasit Ahmed Al-Kaf Tambah Extra Time dari 6 Menit Jadi 9 Menit Masih Sesuai Aturan
TRIBUNNEWS.COM - Wasit Ahmed Al Kaf asala Oman, sepertinya kini jadi musuh publik nomor satu di Indonesia.
Kepemimpinannya di laga Timnas Indonesia kontra Bahrain menuai sorotan dan bahkan dinilai 'mencuri' kemenangan Skuad Garuda di ujung pertandingan, Jumat (11/10/2024).
Dalam pertandingan lanjutan putaran ketiga Piala Dunia 2026 Zona Asia, Ahmed Al Kaf, bertindak sebagai pengadil.
Baca juga: Timnas Indonesia Tak Jadi Menang, Bahrain Bikin Gol di Menit ke-99 dari Extra Time 6 Menit, Skor 2-2
Ahmed Al Kaf itu dibantu dengan Abu Bakar Al Amri (Asisten Wasit 1), Rashid Hamed Ali Al Ghaithi (Asisten Wasit 2), serta Qasim Matar Al-Hatmi (Fourth Official).
Puncak kontroversi wasit di laga itu adalah pada saat babak pertambahan waktu babak kedua. Di mana waktu tambahan 6 menit yang diberikan, ngaret hingga sembilan menit lebih.
Timnas Indonesia sejatinya sudah selangkah lagi bisa meraih kemenangan. Skuad Garuda sudah unggul 2-1 atas tuan rumah hingga menit 90+6.
Sayangnya, wasit tak kunjung meniup peluit panjang dan justru terus melanjutkan permainan.
Mohamed Marhoon yang mendapatkan bola liar dari sepak sudut di menit 90'+9' berhasil mengkonversi peluang menjadi gol dan membawa Bahrain bermain imbang 2-2 dengan tim tamu.
Warganet Indonesia geram, PSSI juga.
PSSI disebut juga yang akan melayangkan protes ke AFC terkait kepemimpinan wasit Indonesia vs Bahrain.
Namun sepertinya, protes PSSI soal keputusan wasit Ahmed Al-Kaf akan sia-sia.
Keputusan wasit asal Oman tersebut dinilai masih dalam ambang batas kewajaran.
"Indonesia boleh saja melayangkan surat protes tapi harus diingat bahwa ini masih sesuai rule of the games dari FIFA jadi menurut saya kalau Indonesia protes kemungkinan juga akan ditolak," ujar Anton seperti dikutip dari Kompas TV yang tayang pada Jumat (11/10/2024).