Lee Carsley Lega Inggris Bisa Promosi di Ajang Nations League di Laga Terakhirnya Sebagai Pelatih
Lee Carsley mengaku lega mengakhiri masa jabatannya sebagai pelatih sementara Inggris dengan kemenangan mengesankan 5-0 atas Irlandia.
Editor: Muhammad Barir
Saat-saat yang menyenangkan
Lee Carsley berencana untuk bertemu dengan mantan bos Bayern Munich dan Chelsea Tuchel untuk memberinya informasi tentang skuad menjelang kualifikasi Piala Dunia tahun depan.
"Saya sedang mencoba menyusun, bersama staf lainnya, sebuah pengarahan mengenai ketiga kubu," katanya.
"Saya akan menyusun dokumen, lalu mudah-mudahan bisa bertemu dengannya dan menyampaikan apa yang kami pikirkan dan apa yang telah kami temukan. Saya berharap bisa bertemu dengannya sekarang dalam beberapa minggu ke depan."
Carsley menyerahkan kendali timnas Inggris dalam kondisi baik setelah ia memberikan debut kepada delapan pemain muda yang sedang naik daun guna menunjukkan kekuatan mendalam yang tersedia bagi Tuchel.
"Ini adalah pekerjaan yang layak mendapatkan pelatih elit dengan rekam jejak kemenangan dan Thomas memilikinya. Masa depan yang menarik menanti," katanya.
Setelah kekecewaan karena kalah di final Kejuaraan Eropa kedua berturut-turut di bawah asuhan Southgate, Inggris akan memulai era Tuchel dengan fokus memenangkan Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak 1966.
Tuchel telah menikmati kesuksesan sepanjang karier manajerialnya, termasuk kejayaan di Liga Champions bersama Chelsea, dan Harry Kane, yang bermain di bawah asuhan pelatih asal Jerman itu di Bayern, berharap untuk memperbarui hubungan mereka.
"Thomas punya banyak pemain untuk dipilih. Banyak pemain muda yang datang dan bermain bagus dan beberapa pemain berpengalaman yang cedera dan akan berusaha untuk kembali, jadi ada keseimbangan yang bagus," katanya.
Sementara itu, bos Irlandia Heimir Hallgrimsson sangat marah dengan penyerahan diri timnya.
"Enam menit itu adalah kegilaan. Saya merasa kami kehilangan akal saat itu. Setelah itu, tidak ada jalan kembali," kata Hallgrimsson, yang timnya menghadapi play-off degradasi Nations League.
"Kami menyerah begitu saja. Mudah untuk berdiri di luar dan mengkritik para pemain, tetapi itu adalah momen gila yang menghancurkan segalanya. Saya agak kehilangan kata-kata."
SUMBER: AFP