Djanur Harap Euforia Piala Dunia Tak Lupakan Pembinaan Sepakbola Usia Muda di Tanah Air
Terlepas dari pro dan kontra, menurutnya pemain naturalisasi memang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan level secara instan.
Penulis: Alfarizy Ajie Fadhillah
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Djanur Harap Euforia Piala Dunia Tak Lupakan Pembinaan Sepakbola Usia Muda di Tanah Air
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelatih kawakan Indonesia, Djajang Nurdjaman, berharap publik tak berlarut-larut dalam euforia Timnas Indones menuju Piala Dunia 2026.
Pelatih yang akrab disapa Djanur itu menilai, adalah hal yang wajar, jika publik sepakbola tanah air saat ini larut dalam euforia Timnas Indonesia.
Bagaimana tidak? Skuad Garuda - julukan Timnas Indonesia, baru saja meraih kemenangan pertama di putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Tim besutan Shin Tae-yong itu berhasil mengalahkan Arab Saudi, 2-0, dalam duel keenam di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Selasa (19/11/2024).
Hasil tersebut pun tidak lepas dengan program naturalisasi yang digencarkan oleh PSSI, agar Timnas Indonesia bisa bersaing di fase ini.
Dalam pertandingan konta Green Falcons - julukan Timnas Arab Saudi, sebanyak sembilan pemain berstatus naturalisasi.
Di bangku cadangan, ada empat pemain keturunan yang juga membela Skuad Garuda lewat program tersebut.
Sejatinya, langkah PSSI tersebut, menurut Djanur sudah tepat.
Terlepas dari pro dan kontra, menurutnya pemain naturalisasi memang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan level secara instan.
"Untuk Pra-Piala dunia ini tim ini, saya pikir sih sudah bagus ya apa yang di apa yang dilakukan oleh ketua umum Erick Thohir dengan melakukan naturalisasi," ungkap Djanur, saat dihubungi Tribunnews, Kamis (21/11/2024).
"Terlepas dari banyak yang pro dan kontra, saya pikir ini jalan terbaik. Kalau tidak seperti ini, kapan kita bisa menampilkan permainan yang seperti sekarang? Bagaimana kita bisa memperbaiki peringkat? Bagaimana kita bisa Katakanlah berimbang dengan tim-tim unggulan di Asia? Saya pikir itu juga satu kemajuan yang luar biasa dan boleh diteruskan. Tapi tetap jangan lupa terhadap pembinaan di klub lokal kita," tegasnya.
Kendati demikian, pelatih berusia 60 tahun itu pun mewanti-wanti PSSI untuk tidak melupakan tugasnya membina pemain-pemain muda di Indonesia.