Yakni sistem gol tandang yang tidak masuk dalam regulasi kelolosan tim ke final. 

Untuk pertama kalinya sejak 2010, aturan gol tandang dihapus AFF untuk ajang dua tahunan ini. Langkah ini seperti yang telah diterapkan UEFA sejak tahun 2021.

Singapura bisa mengikuti jejak Timnas Indonesia, Malaysia ataupun Thailand di masa lalu. Meskipun kalah di leg pertama namun berhasil membalikkan keadaan pada leg kedua.

Timnas Indonesia kalah 1-2 dari Malaysia pada leg pertama Piala AFF 2004, dan berhasil menang 4-1 di leg kedua.

Malaysia kalah 1-2 dari Vietnam (AFF 2014) lalu bisa menang 4-2 di leg kedua.

Dan yang terakhir Thailand ketika menghadapi Malaysia, kalah 1-0 di leg pertama dan menang 3-0 pada leg kedua.

Vietnam memiliki rekor kandang yang kurang apik ketika bertanding di babak semifinal.

Dalam 8 pertandingan sejak 2004, hanya ada dua pertandingan yang berhasil dimenangkan oleh The Golden Star Warriors.

Dua kemenangan itu terjadi pada AFF 2018 melawan Filipina dan AFF 2022 melawan Timnas Indonesia.

Oleh karena itu, dari jumlah kesempatan di atas, Vietnam hanya mampu melaju ke babak final 3 kali dan satu yang berbuah gelar juara.

Pelatih Singapura, Tsutomu Ogura menegaskan, timnya siap bangkit untuk merebut kemenangan di Vietnam.

"Saya tidak bisa mengatakan siapa yang saya pilih untuk leg kedua, saya hanya bisa mengatakan bahwa Singapura perlu maju dan membalikkan skor 0-2," kata Tsutomu Ogura.

"Kami perlu fokus dan bekerja keras. Bukan hanya satu atau dua menit, tapi keseluruhan pertandingan, termasuk perpanjangan waktu," tegasnya.

"Seluruh pemain memiliki energi positif untuk percaya diri memasuki leg kedua," tambahnya. 

(Tribunnews.com/Sina)