PM Inggris Sebut Aplikasi Messeging Jadi Sarana Komunikasi Ekstrimis
Perdana Menteri Inggris, David Cameron, berencana melarang penggunaan layanan komunikasi terenkripsi, seperti BBM, WhatsApp, Snapchat
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Perdana Menteri Inggris, David Cameron, berencana melarang penggunaan layanan komunikasi terenkripsi, seperti BBM, WhatsApp, Snapchat, atau Apple iMessage.
Menurut Cameron, aplikasi tersebut menyediakan ruang yang "aman" bagi para teroris untuk saling berkomunikasi. Hal ini karena proses enkripsi di aplikasi instant messenger tidak memungkinkan siapapun, termasuk pemerintah, untuk "menguping" percakapan orang lain.
Wacana yang terkesan mendadak ini timbul dari kekhawatiran Cameron bersumber dari insiden penyerangan di kantor majalah Charlie Hebdo, Paris. Pekan lalu, majalah satir tersebut diserang kelompok bersenjata hingga menewaskan 12 orang.
"Apakah kita ingin menyediakan sarana komunikasi antar ekstrimis?" kata Cameron, sebagaimana dilaporkan Cnet dan dikutip Selasa (13/1/2015).
Wacana Cameron untuk melarang penggunaan WhatsApp dan sejawatnya, bertentangan dengan visi perusahaan-perusahaan teknologi komunikasi.
Perusahaan-perusahaan seperti Google, Apple Yahoo, Facebook, dan lainnya, memiliki visi untuk terus menjamin privasi data pengguna dengan menggunakan teknologi enkripsi pada produk dan layanannya.
Sebelumnya, pada tahun 2011, Cameron juga lantang menyuarakan pelarangan aplikasi BBM, Twitter, dan Facebook. Menurutnya, aplikasi-aplikasi itu mempermudah kelompok pemberontak di London untuk mengumpulkan massa. (Fatimah Kartini Bohang)