Driver GrabBike Ini Beli Sapi, Sawah dan Traktor dari Hasil Ngojek
Baru empat bulan gabung di GrabBike, Igin sudah punya aset yang terbilang tak sedikit.
Penulis: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Baru empat bulan gabung di GrabBike, Igin sudah punya aset yang terbilang tak sedikit. Aset itu antara lain tiga ekor sapi, traktor dan tanah seluas kurang lebih 500 meter persegi. Semua aset itu ada di kampung halamaannya, Cilebut, Kuningan, Jawa Barat.
”Saya enggak membayangkan bakal punya itu, tapi itu berubah setelah jadi pengendara GrabBike,” kata Igin dalam perbincangan dengan Tribunnews.com, Senin (7/9/2015).
Wajar kalau Igin tak membayangkan itu. Sebelumnya, cowok lulusan SMP ini hanya menjadi pedagang kali lima (PKL) yang menjual minuman dan makanan. ”Di sela-sela waktu jualan saya sempatkan mengojek, tapi hasilnya enggak sebesar di GrabBike,” tuturnya.
Hidupnya mulai berubah setelah gabung di GrabBike sejak Mei lalu. Pelan-pelan kondisi finansialnya membaik. Bahkan bisa membeli aset yang nilainya terbilang lumayan.
”Sapi usia 5 bulanan itu saya beli per ekornya Rp 15 juta. Nanti saya jual lagi kalau umurnya cukup dan nilainya bisa Rp 20 juta per ekor,” terangnya dengan dialek Sunda yang masih kental.
Igin ingin menargetkan jumlah sapinya bisa sampai 15 ekor di tahun ini. Demi target itu tercapai, dia sudah stand by cari penumpang sejak pukul 06.00 pagi. ”Biasanya sampai pukul 10 malam berkeliling Jakarta,” katanya.
Cerita tak jauh beda juga diutarakan Rudiyanto. Pundi-pundi harta pria asal Cilacap ini pelan-pelan bertambah setelah gabung di GrabBike. ”Empat bulan gabung, saya bisa beli tanah 500 meter dan bangun rumah sendiri di kampung halaman,” katanya berbagi.
Dia juga tak membayangkan bakal memiliki tanah cukup luas di kampung mengingat pendidikannya hanya jebolan SD saja. ”Saya enggak menganggap aktivitas ini sebagai ngojek tapi kerja,” tukasnya serius.
Rudiyanto mengaku driver GrabBike mengubah persepsi orang tentang tukang ojek. Kini, tukang ojek tak lagi sekadar dinilai sebagai profesi rendahan. ”Dulu mertua meremehkan pekerjaan tukang ojek, tapi sekarang saya bisa tunjukkan hasilnya,” katanya yang menghabiskan Rp 50 jutaan untuk membeli rumah dan tanah di kampungnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.