Kondisi Harco Mangga Dua saat Dollar Melangit
Penurunan tersebut terjadi, masih menurut Lui, karena ekonomi yang masih lesu dan juga nilai tukar dollar AS yang terus menguat.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Lambatnya pertumbuhan ekonomi dan maraknya penggunaan gadget, seperti ponsel pintar dan perangkat tablet membuat industri perangkat komputer desktop menurun tajam. Indikasinya terlihat dengan menurunnya jumlah pengunjung di sejumlah pusat perbelanjaan komputer.
Salah satunya yang sempat dikunjungi ada bulan Mei lalu adalah Harco Mangga Dua Computer Center yang terletak di Jakarta Utara.
Lantas, bagaimana dengan kondisi terakhir dari pusat perbelanjaan komputer terbesar di Indonesia itu, mulai membaik atau makin menurun?
Menurut Dr Lui Henry, Ketua Asosiasi Harco Mangga Dua Computer Center (HMCC), secara umum sebenarnya saat ini masih terjadi penurunan dari jumlah pengunjung dan jumlah penjualan produk.
Penurunan tersebut terjadi, masih menurut Lui, karena ekonomi yang masih lesu dan juga nilai tukar dollar AS yang terus menguat.
"Traffic memang menurun 25 persen sampai 30 persen," ujar pria yang kerap dipanggil Awi ini kepada KompasTekno di Jakarta, Kamis (17/9/2015).
Meskipun mengalami penurunan di kedua hal tersebut, Lui mengakui omset para pedagang di Harco Mangga Dua Computer hanya mengalami sedikit penurunan, cenderung tidak berubah dari dimulainya masa lesu ekonomi di Indonesia. Bahkan, ada beberapa pedagang yang mengklaim mengalami peningkatan.
Mengapa bisa terjadi? Menurut Lui, hal ini bisa terjadi justru karena peningkatan nilai mata uang dollar AS. Karena terjadi peningkatan tersebut, mau tidak mau pedagang harus meningkatkan harga produknya.
Memang pada kenyataannya jumlah penjualan mengalami penurunan dari segi kuantitas. Akan tetapi, meningkatnya harga produk membuat omset yang didapatkan tidak akan jauh berbeda dari waktu dulu.
Selain itu, masih berdasarkan keterangan Lui, saat ini para konsumen lebih gemar mencari produk middle to high. Jumlah penjualan produk semacam ini memang tidak terlalu banyak, tetapi pendapatan tetaplah tinggi.
"Untuk komponen, sekarang omsetnya tidak turun. Sebagai contoh, sekarang orang mulai banyak mencari kartu grafis dengan harga Rp 3 juta hingga Rp 4 juta. Mencari LCD juga yang high-end," tutur Lui.