TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) meminta Telkom memberikan kemudahan bagi pelanggan IndiHome yang ingin berhenti dan hanya menggunakan telepon.

Bila bandel, bisa saja perusahaan itu diberi hukuman berupa sanksi.

Anggota BRTI, I Ketut Prihadi Kresna, mengatakan, Telkom sudah menghadap dan memberikan klarifikasi mengenai masalah tersebut.

Selanjutnya, perusahaan pelat merah ini juga menyanggupi pemberian kemudahan kepada pelanggan IndiHome.

BRTI akan mengawasi kesanggupan tersebut. Jika selanjutnya masih ada keluhan serupa, Telkom bisa saja dipanggil kembali, hingga yang paling parah dikenai sanksi.

"Kalau belum berubah juga, nanti bisa saja diberi peringatan. Tidak langsung diberi sanksi karena kami mesti lihat juga kesulitan Telkom di mana, seperti apa," kata Ketut, Jumat (5/2/2016).

"Peringatan diberikan tiga kali. Kalau masih tidak berubah, ya bisa dikenai sanksi. Misalnya, memblokir blok nomor baru sehingga ada efek bisnis karena blok itu diperlukan untuk mendapatkan pelanggan," imbuhnya.

Sanksi paling berat adalah denda dan pencabutan izin.

Namun, untuk Telkom, menurut dia, pencabutan izin tidak mungkin dilakukan karena jumlah pelanggan sudah sangat besar dan bisa memengaruhi pelanggan lain yang masih memakai layanannya.

Ketut turut menjelaskan, ada catatan yang mesti dipahami nomor lama yang terasosiasi dengan IndiHome kemungkinan tidak bisa digunakan.

Bila ingin tetap memakai layanan telepon, pengguna harus memakai nomor lain.

Hal ini terkait dengan kabel dan blok nomor yang digunakan.

Layanan telepon sebenarnya hanya menggunakan kabel tembaga, tetapi kabel ini akan diubah menjadi serat optik ketika pelanggan melakukan upgrade ke IndiHome.

Nah, Ketut mengatakan, jika pengguna berhenti berlangganan IndiHome dan ingin tetap memakai telepon, maka kabel serat optik itu akan kembali diganti dengan yang berbahan tembaga.

Sementara itu, nomor lama sudah telanjur melekat di serat optik.

"Kalau berhenti (pakai) IndiHome, nomor lama belum tentu bisa dipakai lagi karena sudah beda blok," pungkasnya.