Samsung Bantah 'Matikan Paksa' Galaxy Note 7
Untuk mencegah ada produk lain yang meledak, Samsung dikabarkan akan mematikan secara paksa semua Galaxy Note 7
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM - Samsung membantah kabar yang beredar perusahan berniat mematikan secara remote atau mematikan paksa semua Galaxy Note 7 yang diduga memiliki cacat produksi di bagian baterai.
Seperti diketahui, peluncuran Galaxy Note 7, smartphone terbaru Samsung, memang sedang bermasalah. Dilaporkan, lebih dari 35 smartphone tersebut diketahui terbakar sendiri.
Perusahaan asal Korea Selatan itu pun tidak mau mengambil risiko dan terpaksa melakukan penarikan (recall) seluruh unit Galaxy Note 7 yang sudah dikirim maupun terjual.
Dalam proses recall tersebut, dipastikan masih ada pembeli yang belum melakukan penukaran perangkat.
Nah, untuk mencegah ada produk lain yang meledak, Samsung dikabarkan akan mematikan secara paksa semua Galaxy Note 7 setelah tanggal 30 September 2016 mendatang.
Informasi itu sendiri muncul dari berbagai sumber.
Namun, sebagaimana dilansir dari Android Central, Selasa (13/9/2016), kabar tersebut sudah dibantah sendiri oleh pihak Samsung.
Saat dikonfirmasi, Samsung dengan tegas menyatakan tidak akan mematikan Galaxy Note 7 baik sebelum atau setelah 30 September 2016.
Perusahaan akan tetap berkomitmen terhadap rencana awal, yakni proses recall ini.
Lebih lanjut, Samsung menyatakan pernyataan atau informasi akan ditampilkan dalam situs resmi perusahaan.
Sebelumnya, sejumlah orang melaporkan Samsung Galaxy Note 7 milik mereka terbakar atau meledak saat sedang di-charge.
Peristiwa terbakar dan ledakan tersebut juga kerap berdampak kerugian lain. Misalnya ledakan ponsel membuat sebuah mobil jeep hangus dilalap api.
Selain itu, sejumlah maskapai pun melarang penumpangnya mengaktifkan atau mengisi daya ponsel Samsung Galaxy Note 7 di dalam penerbangan.
Maskapai yang melarang itu antara lain Garuda Indonesia, Air Asia, dan Singapore Airlines.