Grab Bakal Habiskan Dana Investor dari Softbank di Indonesia
Grab mendapat suntikan dari sekumpulan investor yang dipimpin SoftBank Group asal Jepang dengan nilai US$ 750 juta.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persaingan bisnis aplikasi transportasi di dalam negeri semakin sengit.
Para investor yang menjadi sumber duit perusahaan tersebut langsung jor-joran menggelontorkan dana.
Tujuannya adalah supaya bisa memenangkan persaingan di bisnis tersebut.
Nilai pendanaan ke perusahaan aplikasi tersebut juga tidak kecil.
Yang terbaru adalah Grab mendapat suntikan dari sekumpulan investor yang dipimpin SoftBank Group asal Jepang dengan nilai US$ 750 juta.
Sebelumnya, seteru Grab di Indonesia, PT Gojek Indonesia juga sudah mendapat dana segar senilai US$ 550 juta.
Anthony Tan, Chief Executive Officer Grab, memastikan, sebagian besar dana tersebut bakal terpakai untuk mengembangkan bisnis ini di pasar Indonesia. Sayang, ia tidak merinci besarannya.
Dewi Nuraini, Manajer Humas Grab Indonesia, juga tidak bisa menyebut besaran dana yang bakal terpakai di Indonesia.
Namun ia memastikan dana tersebut sengaja dialokasikan mengingat potensi pasar aplikasi transportasi di Indonesia sudah mencapai US$ 15 miliar saat ini.
"Salah satunya kami akan kembangkan platform GrabPay di Asia Tenggara termasuk Indonesia," katanya seperti dikutip KONTAN, Kamis (22/9).
Selain mengembangkan metode pembayaran yang cepat dan efektif, Grab juga terus mengembangkan produk aplikasi ini supaya lebih memudahkan ke konsumen. Namun, Dewi tidak merinci secara pasti.
Nah, langkah lain adalah bakal terus merekrut mitra pengemudi. Dalam catatan KONTAN, Grab Indonesia memang berencana melakukan ekspansi ke kota-kota lain di Indonesia.
Saat ini, Grab sudah beroperasi di areal Jabodetabek, Bandung, Surabaya dan Bali.
Pada pertengahan tahun ini, Grab sudah mempunyai sekitar 350.000 mitra pengemudi di Asia Tenggara. Dan sebagian besar berada di Indonesia.
Sementara itu, perusahaan transportasi online yang lain Uber Indonesia juga tidak mau kalah.
Perusahaan transportasi online ini siap bersaing dengan korporasi sejenis. Banyaknya para pemain di bisnis ini bisa memberikan beragam pilihan ke konsumen di Indonesia.
Mereka optimistis bisnis tersebut bakal terus langgeng berjalan, lantaran jasa transportasi online sejauh ini sudah bisa memberikan harga yang terjangkau.
Direktur Eksekutif Masyarakat Transportasi Indonesia Dedy Herlambang menilai, hal yang paling perlu ditingkatkan dari bisnis ini adalah layanan.
"Ada tiga hal yang menjadi core dari bisnis transportasi online yakni hospitaly, safety, dan juga security," kata Dedy seperti dikutip KONTAN, Kamis (22/9).
Faktor keamanan pelanggan menjadi salah satu poin penting yang harus menjadi pekerjaan rumah para pemilik ojek online tersebut.
Begitu pula layanan yang memadai ke konsumen agar bisa memenangkan persaingan.
Namun bila transportasi masal sudah siap beroperasi, bisnis ini bisa terancam.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.