Pendapatan Pengelola Situs Berita Hoax Capai Rp 700 Juta/Tahun
Konten sensasional itu mengundang clickbait dan ujung-ujungnya menjadi lahan subur bagi layanan iklan Google AdSense.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duit yang diraup situs berita hoax terhitung besar. Pendapatan rata-ratanya dikatakan berkisar Rp 600 juta hingga Rp 700 juta per tahun.
"Itu estimasi, bisa lebih, bisa kurang. Tim kami menganalisis dari trafik dan potensi iklan yang didapat dari AdSense," kata Komunitas Masyarakat Anti Fitnah Indonesia Septiaji Eko Nugroho.
Logikanya sederhana, berita hoax kebanyakan memuat konten sensasional tanpa ada verifikasi.
Konten sensasional itu mengundang clickbait dan ujung-ujungnya menjadi lahan subur bagi layanan iklan Google AdSense.
Septiaji berharap fenomena penyebaran berita hoax ini bisa segera ditindak tegas oleh pemerintah.
Ia dan komunitasnya hanya bisa mengawasi dan saling berbagi informasi terkait pergerakan para penyebar berita tak benar.
"Kami berbasis kekuatan komunitas. Kami menggalang netizen yang peduli dengan pentingnya media sosial yang positif. Untuk jangka pendek, kami akan mulai memperkuat jaringan antar relawan anti hoax, antar grup anti hoax, sharing resource, dan memperbanyak sinergi," ia menjelaskan.
Ke depan, Septiaji juga berencana menggandeng tokoh-tokoh budaya, ustaz, ulama, tokoh pendidikan, serta tokoh profesi yang punya pengaruh baik di media sosial dan dunia offline.
Tujuannya agar tokoh-tokoh itu bisa turut mensosialisasikan penggunaan media sosial yang tepat dan betapa bahayanya menyebar fitnah dari sisi moral, budaya, etika, dan agama.
(Fatimah Kartini Bohang/kompas.com)