Aplikasi Kontes Musik oleh Tulwe Siap Mengubah Ekosistem Industri Musik Global
Acara tersebut dimeriahkan oleh aktor Hollywood Boris Kodjoe sebagai pembawa acara dan turut mengundang bintang musik multi-platinum Akon
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Perusahaan teknologi dari Silicon Valley, Tulwe Inc, baru meluncurkan kontes musik global mereka di Dubai bulan lalu, yang menghadirkan bintang tamu spesial Akon. Kali ini, CEO Tulwe, Dr. Anthony Karim Adam membagikan beberapa ide tentang perusahaan, perencanaan kedepannya, dan apa yang bisa diantisipasi dari para pengguna.
Pada tanggal 4 November lalu, Tulwe Inc, perusahaan teknologi dari Silicon Valley baru saja meluncurkan Kontes Musik Global mereka yang pertama di Dubai. Acara tersebut dimeriahkan oleh aktor Hollywood Boris Kodjoe sebagai pembawa acara dan turut mengundang bintang musik multi-platinum Akon, serta bintang tamu dari Ghana, Becca.
Sampai pada tanggal 1 Februari tahun 2017, Tulwe Inc akan fokus melakukan perjalanan keliling dunia mencari penyanyi berbakat yang layak memenangkan kontrak senilai 1 juta dollar AS melalui kontes musiknya.
Dalam keterangan persnya, tujuan utama dari aplikasi tersebut adalah memberikan kesempatan bagi siapa pun, dari mana pun untuk menunjukkan bakat bernyanyi mereka kepada dunia. Siapa saja yang memiliki bakat bernyanyi -- tidak peduli dari Bali, Papua, Bangkok, Bangalore, atau bahkan dusun terpencil di Kenya -- bisa berpartisipasi dengan merekam dan mengunggah video mereka yang sedang bernyanyi ke platform Tulwe.
Video yang terunggah kemudian akan melewati proses pemungutan suara dari penonton seluruh dunia. Secara keseluruhan, bisa dikatakan bahwa Tulwe berusaha untuk membawa proses audisi dan pencarian bakat musik ke pintu depan setiap orang yang memiliki smartphone, bertolak belakang dengan proses yang ada saat ini.
Bermula dari rasa cinta pada kontes musik
Dr. Anthony Karim Adam, CEO sekaligus salah satu perintis Tulwe Inc merupakan fans berat tayangan kontes musik seperti American Idol, X-Factor, dan The Voice. “Kami suka menonton aspek drama, penilaian, dan kompetisi antara para peserta. Kami selalu ingin peserta favorit kami maju ke babak selanjutnya,” jelas Adam.
Terinspirasi dari apa yang ditonton, Adam dan rekan-rekan Tulwe memutuskan kalau mereka juga ingin memberdayakan orang-orang dengan memberikan mereka kesempatan untuk didengarkan, tanpa mempedulikan tempat di mana mereka berada.
Adam menjelaskan bahwa terkadang terdapat peserta berbakat yang perlu menempuh perjalanan yang jauh hanya untuk mengikuti audisi. Namun, tidak jarang juga yang hadir mengikuti audisi, namun tidak memiliki bakat sama sekali. “Jika peserta buruk saja bisa mengikuti audisi, mengapa kita tidak menyediakan kesempatan yang sama bagi orang-orang daerah kecil yang berbakat namun tidak mempunyai modal untuk berangkat ke kota-kota besar?” ujar Adam.
Adam mengatakan bahwa latar belakangnya sebagai ahli ilmu komputer sangat membantu perusahaannya dalam mengidentifikasi, mendefinisikan, dan mengembangkan segala hal yang ingin dicapai saat ini. “Namun, tampaknya perjalanan masih jauh,” tambahnya.
Tulwe merasa bahwa teknologi perekaman untuk ponsel pintar akan segera terintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadikan proses audisi musik secara online suatu hal yang akan hadir cepat atau lambat. Semua elemen-elemen ini memposisikan Tulwe beberapa langkah di depan pengembang teknologi lainnya yang mungkin memiliki ide serupa,” kata Adam.
Adam menjelaskan kalau Tulwe bukan hanya aplikasi kontes musik, namun juga sebuah ‘ekosistem dalam pembangunan’. Setidaknya masih ada dua produk lagi terkait media sosial yang akan diluncurkan perusahaan tersebut pada tahun 2017. Hal ini sesuai dengan slogan mereka yang berbunyi “Brave New World” atau “Dunia Baru yang Berani”, karena tujuan akhir mereka adalah mengubah cara orang berinteraksi dalam sosial media melalui aplikasi termutakhir.
Visi untuk masa depan
Adam percaya bahwa 5 tahun mendatang, perusahaan tidak akan berlomba untuk merebut pembeli, namun akan fokus kepada interaksi orang-orang dalam media sosial. Berbasis pemikiran ini, salah satu strategi Tulwe dalam mendorong interaksi dalam aplikasi mereka adalah pemberian beasiswa akademis.
“Jika anda memperhatikan program akademis kami, pilihan-pilihan calon penerimanya berasal dari negara berkembang,” ujar Adam. Ia merasa bahwa seringkali kelompok orang inilah yang memiliki hambatan finansial dalam mengejar pendidikan.
Menurut Adam, aplikasi musik Tulwe tidak akan ‘berlawanan’ langsung dengan acara kontes musik televisi seperti X-factor dan American idol, karena masing-masing memiliki daya tarik tersendiri. Namun, tidak memungkiri kemungkinan jika interaksi dalam aplikasi semakin ramai, maka Tulwe bisa menjadi saingan terhadap acara-acara tersebut.
Pada tiga bulan kedepannya, Tulwe akan fokus terhadap beberapa hal. Pertama, Tulwe akan melaksanakan program promosi besar-besaran di manca-negara untuk mengenalkan dan mendorong pengunduhan terhadap aplikasinya. Pada saat yang bersamaan, Tulwe juga akan mengumpulkan sebanyak mungkin konten-konten berkualitas dari para penyanyi yang belum diketahui. Adam berharap bahwa semua peserta yang berpartisipasi akan turut melibatkan teman, keluarga, dan bahkan follower untuk memberikan suara dukungan dalam audisi bakat