Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Alibaba Integrasikan Bisnis Toko Online dan Offline

Nantinya, Alibaba akan hadir disetiap mall tersebut secara fisik sebagai tempat para konsumen berbelanja online.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Alibaba Integrasikan Bisnis Toko Online dan Offline
TYPE PAD
CEO Alibaba, Daniel Zhang 

TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG - Memasuki tahun 2017 Alibaba Group Holding Ltd menjalankan strategi pengembangan usaha.

Raksasa e-commerce asal China ini berencana memprivatisasi Intime Retail Group Co Ltd lewat kongsi dengan pendiri pengelola mall dan departement store di China ini.

Nilai aksi korporasi ini sekitar US$ 2,6 miliar. 

Lewat Alibaba Investment Ltd dan Shen Guojun, pendiri Intime, privatisasi ditawarkan di harga HK$ 10 atau US$ 1,29 per saham Intime.

Angka tersebut di atas harga penutupan saham Intime ketika diperdagangkan pada 28 Desember 2016. 

Di 2014 silam, Alibaba berinvestasi sebesar US$ 692,25 juta di Intime dan sekarang menguasai 27,82% saham.

Sementara Shen mengempit 9,17% saham Intime. Kongsi kedua pihak ini nantinya akan membeli seluruh sisa saham Intime menggunakan dana internal perusahaan dan sebagian lagi dari pinjaman eksternal.  

BERITA REKOMENDASI

Tawaran privatisasi ini muncul sebagai strategi pemerintah China untuk menggabungkan bisnis toko online dan toko offline dengan memanfaatkan teknologi modern.

Strategi ini dianggap bisa menjadi penggerak ekonomi di tengah perlambatan ekonomi di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini. 

Perlambatan konsumsi tercermin dari volume transaksi Alibaba yang menurun di beberapa kuartal terakhir.

Kondisi ini membuat pelaku e-commerce ini harus berekspansi mencari ceruk pasar lainnya. 

Dua tahun lalu Alibaba berinvestasi sebesar US$ 4,6 miliar dengan menguasai 19,99% saham Suning Commerce Group Co Ltd.


Perusahaan ini adalah peritel peralatan eletronik terbesar di China. Itu langkah terbesar Alibaba dalam rangka mengintegrasikan bisnis belanja online dan offline. 

"Alibaba sedang mencari cara untuk memanfaatkan teknologi itu," ujar Ben Cavender analis ritel China Market Research Group. 

Intime saat ini mengoperasikan 29 department stores dan 17 mall atawa pusat perbelanjaan di China.

Nantinya, Alibaba akan hadir disetiap mall tersebut secara fisik sebagai tempat para konsumen berbelanja online.

Sementara Intime bisa memanfaatkan database pelanggan yang dimiliki Alibaba untuk berpromosi atau mendapatkan survei pelanggan untuk produk-produk mereka. 

"Kami tidak membedakan ekonomi nyata dan virtual. Namun mereka yang masih berpegang pada cara-cara lama dalam berbisnis ritel akan kesulitan di era teknologi seperti sekarang," ujar Daniel Zhang, CEO Alibaba Group.   
        

Sumber : Reuters

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas