Bangun Aliansi Baru, Dua Perusahaan Telko di India Putuskan Merger
Perang tarif di India dimulai pekan lalu setelah peluncuran layanan 4G dari perusahaan Reliance Jio Infocomm, yang dibekingi taipan Mukesh Ambani.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, MUMBAI - Perusahaan telekomunikasi India terbesar kedua dan ketiga, Vodafone dan Idea Cellular sah menandatangani kesepakatan merger hari ini, Senin (20/3/2017).
Kesepakatan ini disebut akan mengakhiri perang tarif telko di India. Penyatuan Vodafone yang berinduk ke Inggris dan Idea akan menyatukan 400 juta pelanggan.
Dengan menguasai pangsa pasar 40%, perusahaan baru hasil merger tersebut akan melangkahi penguasa pasar sebelumnya, Bharti Airtel.
Perang tarif di India dimulai pekan lalu setelah peluncuran layanan 4G dari perusahaan Reliance Jio Infocomm, yang dibekingi taipan Mukesh Ambani.
Perusahaan ini menawarkan tarif telepon dan paket data gratis pada pelanggan sampai berbulan-bulan, sejak September yang diperpanjang sampai Maret 2017.
Persaingan tak bisa dihindari. Bharti, Vodafone, dan Idea harus memangkas harga. Idea malah sudah mencatat rugi INR 3,8 miliar pada kuartal IV-2016, berbanding laba INR 915 juta di kuartal sebelumnya.
"Kami akan saling melengkapi," kata Chief Executive Vodafone, Vittorio Colao, dikutip Reuters, Senin (20/3). Penyatuan dua perusahaan ini ditargetkan rampung tahun 2018.
Di perusahaan baru nanti, Vodafone akan menggenggam 45,1%. Sedangkan Aditya Birla Group, pemegang saham mayoritas Idea akan mengempit 26%.
Sedangkan 28,9% lainnya akan dimiliki pemegang saham lain.
The Independent mengatakan, Axiata juga akan menjual saham Idea dalam proses ini.
AmBank dari Malaysia menyambut baik langkah Axiata, lantaran mempertimbangkan Idea kemungkinan masih menanggung rugi sampai 2018 mendatang.
Sumber: Reuters