Pemerintah Indonesia Tidak Memiliki Penangkal Serangan Teroris Siber Melalui WannaCry
Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menggandeng ahli informasi dan teknologi di Indonesia untuk mencari penangkal serangan
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah belum memiliki alat penangkal serangan teroris siber melalui ransomware berjenis WannaCry. Serangan dari kelompok Shadow Brockers itu, telah menyerang 100 negara, termasuk Indonesia.
"Belum ada anti virusnya. Ini kita cari solusinya bersama. Paling tidak jangan sampai penyebrannya lebih massive," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (14/5/2017).
Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menggandeng ahli informasi dan teknologi di Indonesia untuk mencari penangkal serangan yang mulai tersebar di dunia pada Jumat (12/5/2017) tersebut.
"Isu ini adalah isu global. Penyelesaiannya kita lakukan secara bersama internasional juga. Indonesia memang terkena, tapi bukan paling besar di dunia," ujar dia.
Rudi menambahkan, sektor yang paling banyak disasar WannaCry adalah pelayaan kesehatan.
"Kita sejauh ini baru dapat laporan RS. Dharmais positif terkena. Selebihnya belum ada laporan," kata Rudiantara.
Serangan WannaCry merusak sistem jaringan. Penanganan pihak Kemenkominfo, yakni menyalin data dari RS Dharmais. Dampak dari serangan itu, ucap Rudiantara, pengerjaan rumah sakit menggunakan sistem manual.
"Dampaknya ya semua pengerjaan rumah sakit menggunakan sistem manual," ucap Rudiantara.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.